Aku memperhatikan penguasa
Lalu, dia meludah ke arahku
Aku terkejut sampai tubuhku kejang
Tapi ia tak memperhatikan
Aku lupakan penguasa
Kini aku panen di ladang
Semua hasil jerih payah terbakar
Saat aku tak awas
Penguasa melahapnya puas.
Aku kesal, lalu aku nyanyikan sebuah lagu
antitirani
Mulutku dipaku
Paku-paku itu panas, melelehkan daging
Merekatkan paku dan mulutku, sampai garing
Katanya aku telah berkhianat
Memfitnah penguasa yang apatis dan alpa
Nyatanya, sengaja.
Disini aku sekarang
Di atas tanah gersang pemakaman
Aku geram.
Ada belati dan racun di kedua tangan
Dua jalan yang cepat
yang lambat
yang sangat cepat
'Tuk mengantarku pergi
Ke negeri diatas bumi dan matahari
Sekarang tinggal tersisa pertanyaan
Beranikah aku lari menyerah?
dan
Kenapa aku takut hidup tak mengalah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar