I
hari yang dulu ku kenal selalu terang
tiba-tiba menghilang.
seperti matahari
dimakan raksasa bumi
atau..
penglihatanku yang telah mati.
tapi tidak..
semuanya terkuak.
saat jiwa ini hilang dari tanah.
melayang.
melihat diri terbujur kaku
tanpa ekspresi atau nafsu.
II
dari kehidupan yang penuh akan kebosanan
hingga kini.
kehidupan yang terasa semu
aku bisa melihat apa yang orang lihat
saat aku tak terlihat.
dari iba yang palsu
hingga tangis dari dalam hati yang tersedu-sedu.
aku sebuah koma
aku berhenti sejenak, lalu akan beranjak.
III
air mata iba
mencucurkan rasa, menumpah ruahkannya ke segala
atau membuatnya menjadi kedok rahasia manusia
dalam kawanan itu.
dalam hingar-bingar kilat putih.
hati yang yang tertunduk, takluk atas kemunafikan.
dan kebohongan
aku hanya bisa melihat
IV
dari alam berwarna abu
tangan menengadah dan ada pula
mata yang meratap penuh ragu
menunggu butiran kekuningan
atau keperakan jatuh
dari tangan ke tangan.
"biarlah hanya tangan INI yang tahu.."
sampai segitukah?
wahai kalian makhluk yang
berberkah?
dengan tangan menengadah
menipu belas kasih manusia.
dengan muka muram dan
wajah manis, nan lemah, nan kecil-mungil
nan lugu
atau
kalian yang seperti ditelantarkan kehidupan
kalian yang menanggung cobaan Tuhan
kalian, ladang kami berbuat kebaikan
hati sejati tak ada berdusta.
Tuhan melihat hati,
Tuhan tahu mana yang baik dan keji
mungkin hanya butuh niat tulus
tanpa iming-iming pencitraan baik
memakai akal bulus.
aku hanya melihat
V
aku tak ingin dulu kembali
aku ingin terus menjelajah lagi..
aku tetap sebuah koma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar