Hanya bicara dengan lembar..
demi lembar halaman buku
Bercinta dengan tiap halamannya
sampai ada rasa menusuk kalbu
Bercumbu dengan tiap kata dalam karya,
aku
Berbicara dalam hati,
setelah intrapersonal mati
Melihat dari dalam kepala
mata hitam, kosong tak bersinar
pun tak berpijar
Memandang ke jauh
ke dekat
tak terlihat
Sepasang mata berkuda-kuda
penembak jitu dari dalam senja
mengejar, mengincar
Blitzkrieg, secepat kilat
tak menyisakan ruang
untuk berdiam
Sembunyi, duduk di dalam sunyi
hanyalah aku yang terpisah
dari kehidupan duniawi.
Minggu, 29 Januari 2012
"Tuan Rumah"
Tuan Rumah ramah
Siap sedia beramah tamah
Tamu berdatangan tak terhingga
Tuan Rumah menerima segala
Mau yang meludah, atau yang bercinta di halaman rumah
Tamu adalah Raja
Tuan Rumah marah
Semua yang disedianya dijarah
Terjarah tamu-tamu prasejarah
Semua tinggal nama
Tuan Rumah angkat tangan, ia menyerah
Untuk Dunia yang ia lihat sekarang
"Tuhan tidak adil! Tuhan tidak adil!"
serunya lantang, menantang
Tuhan tertawa dan menoleh menolaknya
Tamu-tamu pergi, Tuan Rumah sendiri
Saling sindir-menyindir dengan bayangan diri dalam cermin
dan bayangan dalam hati.
Siap sedia beramah tamah
Tamu berdatangan tak terhingga
Tuan Rumah menerima segala
Mau yang meludah, atau yang bercinta di halaman rumah
Tamu adalah Raja
Tuan Rumah marah
Semua yang disedianya dijarah
Terjarah tamu-tamu prasejarah
Semua tinggal nama
Tuan Rumah angkat tangan, ia menyerah
Untuk Dunia yang ia lihat sekarang
"Tuhan tidak adil! Tuhan tidak adil!"
serunya lantang, menantang
Tuhan tertawa dan menoleh menolaknya
Tamu-tamu pergi, Tuan Rumah sendiri
Saling sindir-menyindir dengan bayangan diri dalam cermin
dan bayangan dalam hati.
Langganan:
Postingan (Atom)