Kamis, 20 Oktober 2011

Silvia

     Aku sedang di bar saat itu. Bar yang sama setiap saat aku membuang waktu di malam hari. Malam itu dingin, gelap dan dingin. Entah sudah berapa liter bir yang sudah masuk melewati tenggorokan ini, tapi semuanya belum berakhir. Besok semuanya akan terulang, semua suara ketukan jari yang tiada henti menghantam keyboard, telpon yang mendering bergaung dan semuanya akan berakhir di sini. di dalam klub yang biasa menerima orang "pelarian" dari dunia.
     Sama seperti kemarin, malam ini tak ada bedanya. Jalanan yang suram, jalanan yang lesu, tambah kaku karna cahya lampu di sisi jalan keras sekeras batu. Suhu yang membeku, menembus sampai hati sampai berasa dunia ini mau mati. Aku tidak tahu lagi harus apa, aku ingin menjadi pecundang malam ini. Pecundang yang lari dari dunia nyata ke alam mimpi.
     Gelas pertama sudah berisi, tidak langsung aku bawa masuk mulut. Aku amati dulu. Sisi-sisi gelas berair, buih melayang seperti awan di permukaan, sedang cairan di bawahnya bersinar keemasan seperti lautan emas. Oh Tuhan! apa aku sudah gila? Aku mengamati segelas BIR! Dan serta membayangkan ada dunia, tempat hunian yang lebih baik di sana. seperti surga. Tapi nyatanya surga tidak datang dalam segelas bir malam itu.
     Saat aku meneruskan gelas selanjutnya, pintu bar berderik. Aku tak menghiraukan itu. Suara hentakan alas kaki orang yang masuk itu mengisyaratkan kalau ia adalah seorang wanita. Dari nada hentakan high heels yang tinggi. Sama seperti kau mendengar ketukan orang di pintu rumahmu dengan tulang di pangkal jari.  Sampai aku mengetahui siapa yang masuk pun aku tidak peduli, aku hanya mau mabuk malam ini dan pulang dengan sakit kepala-mungkin sampai isi perutku keluar di tengah jalan pulang. Ya kalau aku tidak salah masuk rumah. Ada wanita duduk di arah jam 1 dariku. Ah, mungkin itu wanita yang tadi masuk. Dia berdandan casual.. ya sedikit. Dress hitam menutupi atas dada sampai ke lututnya, gelang hitam-kira-kira 3 buah melingkar di tangan kanannya-tangan kirinya kosong. Riasannya tidak begitu berlebihan, hiasan hitam melingkar di kedua matanya, wajah yang tidak ditutupi bedak yang terlalu tebal, lalu... rambutnya yang bergelombang panjang sampai pinggang, kulitnya yang putih, serta wajah dengan formasi tolang yang ada padanya begitu sempurna.. membuatnya seperti.. APA? apa aku baru saja memujinya dalam kepala? apa akau sudah mabuk? Ah sudahlah. Dia berbicara dengan seorang, dari sini aku bisa mendengar suaranya. sedikit tebal.. namun, tebal yang manis, yang anggun. Baiklah, aku tertarik padanya. Pria yang di sampingnya mabuk, mulai menggapai setiap inci punggungnya. Saat tangannya diatas pinggul, wanita itu melepaskannya. Dia bukan wanita yang kotor aku bisa lihat itu. Dia bukan wanita pencari hal pemuas hasrat dengan mengobral setiap bagian tubuhnya kepada dunia. Dia tidak akan membiarkan tangan sekotor apapun menyentuh dirinya. Dia ingin tetap bersih.
     ayo.. nona. ya, kamu.. kamu yang disana. aku ingin kau duduk di sini, di sampingku. kursi ini masih dingin, ditinggalkan sejak tiga jam yang lalu.. ya, aku baru melihatmu, begitu juga sebaliknya. jadi, maukah kau menemaniku sampai habis malam ini? menemaniku melewati segala kepasrahan hidup yang terlalu lurus, tapi saat kamu tiba di satu bagiannya kamu bisa jatuh ke jurang kehidupan juga dn terpuruk?. nona, kalau aku boleh memanggilmu demikian.. kamu menguatkanku untuk sesaat.. apa aku terlalu berlebihan jika aku berkata aku mengagumimu? kamu adalah mawar putih di tengah sahara menurutku.. apakah aku berlebihan berkata seperti ini di pertemuan pertama kita? jawab! dengarkan aku, mendekatlah. aku tak akan pernah mengetahuimu dengan terus seperti ini...
     Sial.. mulai terasa. Berputar.. putar.. putar.. ketika aku duduk tenang di sini sambil tertunduk. Ya George! aku ingat itu hahaha .. bagaimana bos kita yang "pintar" itu membuat sistem komputer di kantor kita rusak untuk seminggu setelah sisa cerutunya ia tinggalkan di ruang motherboard ketika di mengawasi kerjaan teknisi. hahaha semuanya terbakar mampus! terima kasih juga buat cairan.. apalah itu seperti metanol. hahaha! Arrgh! Ayolah euforia, hilang! kau menggannguku, aku dan waktuku untuknya... Kau tahu Stephen? Betty sangat mabuk sampai mengira sigung piaraanmu adalah kelinci! hahaha dan parahnya, ciuman Betty ke mulut piaraanmu itu ditangkap seperti sebuah ancaman dan.. dan.. hahahaha! Arrgh! ayo kuatkan dirimu, jangan mabuk dulu!
     Aku kembali mengumpulkan kesadaranku, semua akal sehat dan insting. Aku hanya bisa melihat, tak bisa berbincang saling mengucap kata dan kalimat dengannnya. Aku tak bisa, sudah ada seseorang dekat dengan.. di atas kulitnya yang terlihat putih di bawah malam yang gelap. Lalu ada teriakan keluar dari mulutnya. Rupanya mekanisme pertahanan dirinya untuk menjaganya menjadi kotor  membuat orang yang tadi menggapai setiap inci kulit di tubuhnya kesal dan melemparkan tangannya pada pipinya.
     Dia keluar, berlari ke arah pintu bar. Aku yang dari tadi terdiam dengan gerakan yang tidk mampu ku kendalikan mendekat berlari menyusulnya. Tapi terlambat, di bawah malam, di pijakan kaki kota ini ia menjauh.. mulai hilang. Aku sebut, ' Silvia, maafkan aku yang terlalu banyak berkata-kata. apakah semua yang aku lakukan ini sudah cukup? Kalau kau yang memulai semuanya, kenapa kau tidak membuatnya berhenti silvia? Apa? Kau juga tidak tahu? maafkan aku yang diam, maafkan aku yang duduk saja. Tidak turun.. masuk ke dalam duniamu dan berbicara. Silvia.'

terinspirasi dari lagu Silvia oleh Miike Snow