Kamis, 30 Juni 2011

Thursday night's grey ballad

something is already gone here
i already lose myself mentally
it is always about what i want and what i need
two things that different in paths

i am not brighter than black
nor shinier than grey
i just found myself in acorner of a big hall
day dreaming

in that time all i can think is
everyone and someone is useless
i only believe in myself, talk to no one but myself
i think from the start maybe you are not the one that i always seek

God, i didn't blame you for all of this
i just have myself, take it all alone
the love and hatred to the same being
red, is taking control now

seeking and analyzing a cure
only reminding me of a letter which i should write for showing condolence
which happens between humans called "you" and "me"
and got broken by flames of loneliness

should i burn th bridge that connect us all along?
shit, i should have the answer now!
we are lame just accept that! please, say you hate me!
until the bridge explode and i can keep my hands clean

good night dear, i hope you don't dreamed about me tonight
'cause i don't want to be a part of your life anymore
still, you can ask me to sing a last song
and we named it "forgetting"

Selasa, 28 Juni 2011

The fall of troy-F.C.P.R.E.M.I.X

slow down this is slippin' through my mind
this conversation has run out of time
honey, i know you know what i mean
and that's the one thing that you soon will find

i know that you really want to go
my mind is running out of gas so relax, recaps, relapse, tonight
my mind is jumping and
i go through the motions and i'm leaving on this journey
maybe, someday i'll come running home to you

i don't want to see the day, my words can not make it safe
her heart in my hands, it's too bad no regrets
i don't want to see the day, her tears are falling on my grave
this is my one chance to take back, no regrets

let's go, i just want to let you know this situation's leaves me out of breath
we'll drive till the love tha's in your eyes drops to the ground unravels like a thread
i know that you really want to go i only think about her, must get to her, can not lose her
you know that i will not let this die, live supports in my mind and rewind.. and rewind.. and REWIND

"Selamatkan Aku"

"...Haruskah semua yang dulu t'lah datang, pergi dan menghilang. Ku terus bertanya, engkau dimana? Mungkinkah sekarang seorang kan datang temani diriku. sebelum terlambat selamatkan aku..."


       Itulah sepenggal lirik lagu dari bagian reff  "Selamatkan aku" yang dibawakan oleh grup punk rock Endank Soekamti yang dalam sehari mungkin aku dengarkan sampai lima kali, bahkan lebih. Grup punk rock bisa membuat lagu yang liriknya demikian? Tentu saja, Kenapa tidak? Entah kenapa tiba-tiba lagu itu jadi lagu favoritku yang aku dengarkan lewat mp3player-made in china seharga Rp.200,000 saja di pusat perdagangan elektronik Glodok. Mungkin, perasaanku dan aku sendiri sedang mengalami hal yang sama seperti yang terjadi di dalam lagu tersebut. Jujur, aku bukan penggila musik dan tidak tahu banyak soal dunia musik. Asalkan suatu lagu yang aku dengarkan itu enak didengar maka aku akan menyukainya, sesederhana itulah aku menyukai musik. Tapi, aku seolah-olah tahu apa yang dibicarakan lewat lagu "Selamatkan Aku" ini. Lagu ini menceritakan seseorang yang membayangkan seseorang yang ia cintai ketika orang itu tidak ada dan dia, orang yang sedang memikirkannya sedang merasa kesepian. Didalam kesepiannya itu, kesepian tanpa orang yang dikasihinya tersebut orang ini mulai berpikir dan mulai ragu apakah orang yang dicintainya selama ini akan pergi meninggalkannya setelah dulu ia datang ke kehidupannya. Saking orang itu memikirkan kekasihnya ia berandai-andai dimana dirinya sekarang? Dimana aku juga dapat merasakan ada pertanyaan tambahan yang tersisrat didalamnya. "Kamu sekarang berada dimana? Kenapa kamu tidak bersamaku disini? Aku sendirian disini karena disini tidak ada dirimu." kira-kira itulah yang menurutku pertanyaan yang tersiratnya. 
       Mungkin aku akan dibilang sok tau oleh para personel Endank Soekamti karena berani mengartikan arti lagu mereka seperti itu, tapi itulah arti menurutku dalam keadaanku yang "sebelas-duabelas" dengan keadaan yang terjadi dalam lagu tersebut. Sudah setahun aku tidak menjomblo lagi mungkin, setahun lebih. Seharusnya aku bangga, bangga seperti orang-orang lain yang melakukan hal yang sama, tapi tidak aku lebih parah dari mereka. Aku bersumpah demi Langit dan bumi sampai aku kesamber petir di siang bolong kalau hanya dialah perempuan yang aku sayangi sebagai pacar atau kekasih. Pada awal-awal hubungan kami semuanya sama seperti di adegan sinetron jaman sekarang, hati berbunga-bunga, kemanapun selalu ingat dia, dan tiap komunikasi yang kami lakukan penuh canda-tawa. Tapi seperti kita makan, kenikmatan makan di awal lebih nikmat daripada di akhir karena di awal kita masih lapar dan seiring kita menelan makanan demi makanan kita akan semakin terisi dan rasa kenyang membuat kenikmatan makan berangsur hilang. Kali ini aku mungkin sedang dalam fase hampir kenyang. Semakin kemari aku lebih merasakan kesepian aku tidak tahu kemana semua canda-tawa itu pergi. Bagaimanapun aku tidak bisa berpisah dengannya aku sudah seperti pecandu heroin yang sudah terlanjur ketagihan oleh barang haram tersebut. Hmmmh... Astaga, sekarang aku seperti seorang gadis kecil cengeng yang merindukan kuda poni tunggangannya di taman ria.
       Sudahlah, aku seharusnya tidak terlalu memikirkan semua ini, semua masalah ini hanya sampah yang mengendap setelah membusuk di dalam kepalaku. Aku akan mencoba tidak peduli.. atau berpura-pura tidak peduli mungkin? Aku bersumpah aku masih mencintai orang itu, perempuanku. Aku harus meregang sejenak dan menyerahkan semua masalah ini kepada waktu biar ia yang meneruskan jalan ceritanya. Aku tidak tahu apakah ia akan tahu, tapi jika seandainya saat ini aku sedang bertatap muka dengannya. Aku akan menatap matanya tajam dan mendalam seraya berkata kepadanya seperti kalimat terakhir dalam reff lagu itu: "Sebelum terlambat... SELAMATKAN AKU!."

Senin, 27 Juni 2011

Manipulator #2

       "Halo, pagi pendengar setia hari ini cu... BRAKK!". "Ah, lama-lama radio itu trdengar membosankan saja.." Omonganku pada diri sendiri setelah berhasil meghancurkan radio yang usianya sudah 10 tahun sejak aku beli dengan sekali lempar.. dengan sepatu pantofelku. Oia, hmm.. pria yang semalam itu. Bagaimana ia tahu soal ayah? Apa yang ia maksud bakat yang aku punya? Lagipula soal bakat, bakat satu-satunya yang aku punya adalah menyulap nasi putih menjadi cokelat tiap kali aku berusaha menanak nasi sendiri. Ya, aku benar-benar payah dalam masalah dapur. Kerja-Tidak-Kerja-tidak-kerja-Tidak-kerja.. Apa? TIDAK KERJA? Hm, baiklah..
       Oke, ini selasa di bulan Juni. Aku masih tetap aku yang sama seperti dulu. Aku yang sejak umur tujuh tahun tidak pernah melihat ayahku lagi. Aku yang sejak umur tujuh tahun selalu melihat ibuku bersedih.. stress, dan semua obat-obatan itu yang membuatnya gila-euforia. Ayah pergi membela negara di garis depan. Aku melihatnya seagai sosok pahlawan yang berkarisma, walaupun stiap hari.. di hari-hari saat beliau masih duduk diatas kursi goyangnya yang sudah reot di teras depan rumah memandang tenggelamnya matahri sore dari sana atau saat beliau mengajak kami sekeluarga ke taman ria untuk menemaniku naik bianglala atau kuda-kuda yang dijalankan oleh mesin disana. Namun, ibu punya pandangan lain soal sosok ayah yang berubah menjadi pembela negara di garis depan ia bilang "Ayahmu itu BODOH! Bodoh nak! Orang paling bodoh yang berubah jadi sekarang.. Sok jadi pahlawan! untuk apa dia seperti itu? untuk apa dia berlari ke arah pintu neraka?". Ibu berkata seperti itu seolah ia marah, tapi bila ia marah kenapa ia mengatakannya secara lantang, tapi sambil menangis. Menangis begitu hebatnya, aku berpikir ibu sepertinya terllu khawatir pada ayah samapai-sampai ia mengatakan ayah bodoh segala. Perang yang aku maksud di sini bukanlah perang menggunakan pedang dan tameng, peluru dan helm baja, atau tank dengan pesawat tempur. Perang ini adalah perang menghancurkan, memasukkan, memalsukan, mendoktrinasi pikiran atau ideologi lawan perang. Ya, setidaknya itulah gambaran medan perang tempat ayahku berada di dalamnya, sedangkan yang lain tetap masih menggunakan cara lama tembakan, mutilasi dan pemusnahan masal. Sampai sekarang aku tidak mengerti maksud perang yang demikian. Sebenarnya apa tugas ayahku di medan laga? kalau dia bukan salah seorang yang bertugas mengarahkan senjata lalu menembak membabi buta lalu dia itu apa? siapa?
       Lalu, suatu hari tiga orang utusan dari pihak militer membawakan kabar itu. kabar yang merubah hidupku hingga detik ini. Ayah tertangkap, ia diinterogasi hingga disiksa tap ia tetap tidak mengeluarkan satu informasi pun kepada pihak lawan, akhirnya ia dibunuh dengan cara keji. Tubuhnya ditusuk berkali-kali bukan dengan pisau atau semacamnya, tetapi dengan sejenis logam tumpul setelah itu ia disengat oleh listrik sebesar 10megawatt hingga ia akhirnya menghembuskan nyawa. Setidaknya itu yang dikatakan oleh tim ahli forensik yang melakukan fisum kepada tubuh ayahku yang sampai di waktu pagi pada saat itu. Di dalam Peti AK-47 berukuran 0,5X2 meter. Mulai saat itu, ibu mulai mengkonsumsi obat-obat penenang dari dosis biasa ke yang luar biasa. Ibu betul-betul mencintai ayah, sampai suatu hari kesempatan itu tiba. Kesempatan untuk bersatu kembali dengan ayah di surga. tiga bulan setelah kematian ayah, campuran vodka rusia dan tujuh butir obat tidur dosis tinggi membuat ibu meninggalkanku selamanya.
       Aku hidup sendiri setelah kejadian-kejadian itu. Dan aku membenci hidupku. Awalnya setelah melewati begitu banya tekanan demi tekanan aku selalu berpikir untuk segera mengakhiri hidup, tapi itu sekedar keinginan saja entah kenapa ada hal yang menhalangiku. Sesuatu di dalam hatiku.
       Oh iya, "pelabuhan sektor 7 gudang 12" hah? Hm, padahal aku tidak kenal dengan orang tua itu, tapi kata-katanya yang seolah ia kenal betul dengan ayah membuat rasa ingin tahuku mencuat saja. Baiklah, malam ini aku akan kesana.

(catatan berlanjut..)

Minggu, 26 Juni 2011

Manipulator #1

       "Halo semua, cuaca yang cerah pagi ini dengan suhu di kisaran 19 hingga 25 derajat celcius. Tampaknya pagi ini akan jadi hari yang indah, ayo bergegas bangun karena saya yakin anda semua tidak ingin terjebak macet untuk memulai hari di senin yang indah ini"
      Apa? Senin yang indah? Pagi-pagi begini ada yang mencoba bercanda dari radio rupanya. Aku tahu, aku sadar, ini sudah jam enam lebih lima menit dan aku baru bangun. Aku tidak mabuk-mabukan semalam, aku tidak pernah mabuk lagipula. Tiap hari yang membuatku mabuk adalah kegiatan monoton yang terus saja berulang... mungkin sampai aku sudah tua dan bercucu 10 orang mungkin. Em.. Sebentar, cucu? Aku bahkan belum punya seorang kekasih pun! Bagaimana aku bisa hidup normal jika bosku yang sukanya marah-marah dan menyuruh-nyuruh seenaknya membuatku harus bekerja dari pagi.. hingga bertemu pagi lagi. Tuhan, ini bukan jalan hidup yang aku mau.
      "Thomaaaaaaas!!! dasar pegawai murahan! tidak tau aturan! Ini sudah jam berapa hah?! apa kau tidak bisa membaca jam hah? Kita sedang berbisnis disini Thomas! Kita sedang berusaha membuat uang disini! Uang untuk kita semua nikmati termasuk oleh kau Thomaaaaas!!". Uang untuk kita? Pak, yang saya tahu kita semua disini bekerja di tempat yang penuh ketidakadilan. beberapa diantaranya: Upah minimum yang tidak sesuai standard negara, Pemasangan label "made in America" di setiap produk yang kita buat yang parahnya kita ini bukan di Amerika, dan pemimpin yang bisanya memperkerjakan kami pekerja seperti babu yang seperti saudara itu! Astaga, andai saja aku bisa mengatakannya di depan wajahnya yang dihiasi kumis dan sepasan alis yang sama tebalnya, hmm.. aku jadi teringat tukang sate madura yang kurang lebih perawakannya serupa dengan Bosku. Ya, aku terlambat.. Lagi pagi ini, setelah berakting memelas-melas kalau aku membutuhkan pekerjaan ini dan karenany aku tidak ingin dipecat aku langsung masuk ruang kerja.
       Setelah 10 jam penuh kebosanan dan tekanan aku keluar juga dari neraka yang lebih umum dikenal dengan sebutan prusahaan. Sekarang sudah sekitar jam 10 dan aku belum mau pulang, tapi mau kemana lagi aku sekarang? Warung kopi pun jadi tempatku menghabiskan malam, masa bodohlah tentang esok hari itu urusan nanti.Lalu datang orang ini, pria setengah baya keluar dari mobil limosin hitamnya. Untuk penampilan dia memang terlihat aneh, maksudku dia seperti mafia di jaman 80an di Amerika. 

"ah.. boleh saya duduk di sini?" tanya pria itu
"oh, silahkan" jawabku kepadanya
"baru pulang kerja?" pria itu bertanya
"iya pak, saya baru saja pulang kerja" jawabku
"ooh.. baiklah, saya bisa lihat itu"
"saya tahu rasanya menjadi orang seperti anda, stress, frustasi, jenuh dan sebagainya. sangat tipikal di diri seorang pegawai kantoran" Pria itu berbicara seperti tahu saja masalah hidupku, tapi itu benar.
"saya Edwin, Edwin Horace Redbridge" pria itu memperkenalkan diri
 "Dan kau anak muda?".
"em, saya Thomas. Thomas Silverstone" Balasku
 "jadi Thomas ya?". "baiklah, Thomas apa kau percaya kehidupan orang yang biasa saja dan tidak bisa apa-apa seperti kamu ini bisa berubah hanya dalam seminggu saja?" tanya pria itu.
"saya pikir tidak, hidup ini kejam. kita harus bertarung mati-matian di dalamnya agar bisa sampai ke puncak" aku membalas
"itukah menurutmu?" tanya pria itu lagi
"iya, menurut saya seperti itu" balasku
"baiklah, saya langsung ke masalah saya saja. saya bisa membantumu, mengembangkan bakatmu yang diwariskan dari ayahmu dan membantumu meraih semua yang tidak perah terbayangkan olehmu Thomas.."
"apa maksudmu? darimana kau..." omonganku terputus oleh perkataan pria itu yang keburu berbicara
 "untuk sekarang, aku minta kau datang ke sini.." seraya pria itu memberiku secarik kertas tertulis sebuah alamat: " Pelabuhan, sektor 7 gudang 12"
"saya harap anda datang tuan silverstone.. anda tidak akan menyesal.." 

Dan pria itu masuk ke dalam mobilnya lalu pergi menerobos pekatnya malam berteman hujan badai.

(bersambung ke Manipulator #2)

















       
     

memperkenalkan...

       "back to where we started, losing who we were. Maybe, we should only tip a bottle back to keep us filled up"


     salam semua blogger,
saya penghuni blog baru disini dibalik alias Screaming Harold adalah seorang bernama Ari yang suka menulis, membaca, memahami, dan mendengarkan. Ehm, saya berharap semua tulisan saya ini berguna dan memiliki nilai sastra dan bukan menjadi arsip berbentuk data2 yang teronggok begitu saja.
Baiklah, saya akan mulai menulis dari sekarang dan semoga Tuhan Sang Maha Pemberi memberikan Inspirasi pada kita semua.

Screaming harold. 26/06/2011