Selasa, 28 Juni 2011

"Selamatkan Aku"

"...Haruskah semua yang dulu t'lah datang, pergi dan menghilang. Ku terus bertanya, engkau dimana? Mungkinkah sekarang seorang kan datang temani diriku. sebelum terlambat selamatkan aku..."


       Itulah sepenggal lirik lagu dari bagian reff  "Selamatkan aku" yang dibawakan oleh grup punk rock Endank Soekamti yang dalam sehari mungkin aku dengarkan sampai lima kali, bahkan lebih. Grup punk rock bisa membuat lagu yang liriknya demikian? Tentu saja, Kenapa tidak? Entah kenapa tiba-tiba lagu itu jadi lagu favoritku yang aku dengarkan lewat mp3player-made in china seharga Rp.200,000 saja di pusat perdagangan elektronik Glodok. Mungkin, perasaanku dan aku sendiri sedang mengalami hal yang sama seperti yang terjadi di dalam lagu tersebut. Jujur, aku bukan penggila musik dan tidak tahu banyak soal dunia musik. Asalkan suatu lagu yang aku dengarkan itu enak didengar maka aku akan menyukainya, sesederhana itulah aku menyukai musik. Tapi, aku seolah-olah tahu apa yang dibicarakan lewat lagu "Selamatkan Aku" ini. Lagu ini menceritakan seseorang yang membayangkan seseorang yang ia cintai ketika orang itu tidak ada dan dia, orang yang sedang memikirkannya sedang merasa kesepian. Didalam kesepiannya itu, kesepian tanpa orang yang dikasihinya tersebut orang ini mulai berpikir dan mulai ragu apakah orang yang dicintainya selama ini akan pergi meninggalkannya setelah dulu ia datang ke kehidupannya. Saking orang itu memikirkan kekasihnya ia berandai-andai dimana dirinya sekarang? Dimana aku juga dapat merasakan ada pertanyaan tambahan yang tersisrat didalamnya. "Kamu sekarang berada dimana? Kenapa kamu tidak bersamaku disini? Aku sendirian disini karena disini tidak ada dirimu." kira-kira itulah yang menurutku pertanyaan yang tersiratnya. 
       Mungkin aku akan dibilang sok tau oleh para personel Endank Soekamti karena berani mengartikan arti lagu mereka seperti itu, tapi itulah arti menurutku dalam keadaanku yang "sebelas-duabelas" dengan keadaan yang terjadi dalam lagu tersebut. Sudah setahun aku tidak menjomblo lagi mungkin, setahun lebih. Seharusnya aku bangga, bangga seperti orang-orang lain yang melakukan hal yang sama, tapi tidak aku lebih parah dari mereka. Aku bersumpah demi Langit dan bumi sampai aku kesamber petir di siang bolong kalau hanya dialah perempuan yang aku sayangi sebagai pacar atau kekasih. Pada awal-awal hubungan kami semuanya sama seperti di adegan sinetron jaman sekarang, hati berbunga-bunga, kemanapun selalu ingat dia, dan tiap komunikasi yang kami lakukan penuh canda-tawa. Tapi seperti kita makan, kenikmatan makan di awal lebih nikmat daripada di akhir karena di awal kita masih lapar dan seiring kita menelan makanan demi makanan kita akan semakin terisi dan rasa kenyang membuat kenikmatan makan berangsur hilang. Kali ini aku mungkin sedang dalam fase hampir kenyang. Semakin kemari aku lebih merasakan kesepian aku tidak tahu kemana semua canda-tawa itu pergi. Bagaimanapun aku tidak bisa berpisah dengannya aku sudah seperti pecandu heroin yang sudah terlanjur ketagihan oleh barang haram tersebut. Hmmmh... Astaga, sekarang aku seperti seorang gadis kecil cengeng yang merindukan kuda poni tunggangannya di taman ria.
       Sudahlah, aku seharusnya tidak terlalu memikirkan semua ini, semua masalah ini hanya sampah yang mengendap setelah membusuk di dalam kepalaku. Aku akan mencoba tidak peduli.. atau berpura-pura tidak peduli mungkin? Aku bersumpah aku masih mencintai orang itu, perempuanku. Aku harus meregang sejenak dan menyerahkan semua masalah ini kepada waktu biar ia yang meneruskan jalan ceritanya. Aku tidak tahu apakah ia akan tahu, tapi jika seandainya saat ini aku sedang bertatap muka dengannya. Aku akan menatap matanya tajam dan mendalam seraya berkata kepadanya seperti kalimat terakhir dalam reff lagu itu: "Sebelum terlambat... SELAMATKAN AKU!."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar