Kamis, 26 September 2013

4:40

Watch the Eye born
Watch everything burn
From feelings to words
From peasants to Lords

Open the gate
Escape the Armageddon
See the wings, See the horns
Watch your motherland being torn

Rabu, 18 September 2013

Para 'Komentator'

Selalu tidak suka dan "panas" melihat komentar-komentar seperti yang ada di sini. Saya bukan seorang fanatik dari musik atau bandnya sendiri, Noah. Saya tidak akan pernah lupa seberapa 'cabulnya' (kalau orang-orang kebanyakan lebih memilih kata itu) si vokalis dulu. Ini bukan tentang bandnya, bukan musiknya, tapi bagaimana para 'komentator' bersuara seperti mereka bukan pendosa. Berkomentar, seakan mereka sudah melakukan (dan telah memberikan) hal yang terbaik buat negara sendiri. Jadi, menghujat mereka yang berusaha membuat Ibu Pertiwi terlihat lebih 'anggun' di mata dunia adalah hal yang hanya bisa mereka lakukan? Mungkin inilah serendah-redahnya seorang yang rendah. Jangan munafik. Kita semua pendosa. Dosa besar, dosa kecil. Yang bisa dimaafkan dan yang tak akan pernah termaafkan, kita semua pernah melakukan dosa. dari tidak mematuhi Ibu untuk mengangkat jemuran atau melakukan pembunuhan. Tapi, itu tidak berarti kita berhenti dan TIDAK AKAN PERNAH BISA berbuat kebaikan. Tuhan tidak pernah menciptakan hal yang tidak berguna, seperti kotoran hewan bisa membantu hidup tumbuh-tumbuhan (yang nantinya akan membantu hidup manusia). Apa yang membuat sesuatu tidak berguna kalau begitu? Tidak lain dan tidak bukan adalah kita, manusia, sendiri.
Perlu diperhatikan juga, saya juga seorang komentator disini. Tapi saya tidak pernah merasa saya adalah makhluk paling suci. Saya juga belum bisa mengharumkan nama bangsa, tapi setidaknya semua bebas bersuara. Jangan jadikan tulisan komentar ini sebagai api yang membakar hati agar membenci mereka yang yakin mereka 'pintar' dan 'suci'. Demi Tuhan, jangan. Kita tidak boleh menuruti cara mereka, nanti kita akan menjadi mereka.
Intinya: Jangan munafik. Jangan picik, kalau tidak bisa tidak picik.. simpan kepicikan itu buat diri sendiri, jangan merugikan orang lain. Tetap positif, dan tetap sadar. Manusia memiliki sisi hitam dan putih itu normal. Pasti ada saja manusia yang memiliki hitam, namun tak ada yang benar-benar putih. Tapi, bukan berarti yang hitam tidak bisa menggambar putih, dan belum tentu yang putih tak akan pernah menggambar hitam. Saya menyarankan agar kita, orang-orang, bisa tetap positif, bisa menghargai, dan menutup aib (Ingat terus sebagai pelajaran, jangan selalu dikemukakan).
Saya tidak memposisikan saya di atas mereka yang berkomentar (terlalu) pedas. tapi saya tidak bisa berbohong kalau saya sempat 'panas'.

komentar tentang apapun akan sangat dihargai.

Solemn Confession

I am the Oblivion
The one oblivious
Craving for my name
Inside your head

Give me your reasons
Why do you have to leave me
Now nobody hear me
Left me behind
Arent you pretending to be blind?

Forever
But never
I will have my name on you
or
I could walk along together
with you

This pit
I have fallen into
Nobody will hear you
And will there be a light
and hands..

Hands that try to reach me
Hands that are in need for me
Hands that recognize me
Now nobody will find me

I used to hate and to curse
But now I know
Those only make me worse
And dear, dear, dear
Nothing is wrong with you
Guilty is so far away from you
Sins cannot touch you
Heaven's Gate is waiting for you

At least
Leave me a lullaby
At least
It will prevent me to cry

Carry on, Carry on
Put that smile on your face again
Carry on, carry on
Walk these pavements, end your journey
Carry on, carry on
It is me staying
Truly
Not you all leaving.

Selasa, 17 September 2013

12:07

Recognize yourself
See the Appocalypse
Bent the light
Kiss your bride

Burn your tongue
Fix your eyes
Rattling teeth
The cold night

Find your bench
Take your friends
Go on a ride
Loneliness starts

Make some noise
Hit the notes
Shred the strings
Feedback sings

Close your ears
Fill your mouth
Cut your head
Feel them dead

Throw the stone
Then sing a song
Raise the stage
Hit the parade

Bath yourself
In the cold daylight
Burn the venom
Caught the culprit


Jumat, 13 September 2013

Visibility

There was a day
When we walk
There was a day
When we talk

There was
Those random melodies
yet
With it we rejoiced

There was also, words
sentences
You made, and then
Replies are made

But there they sat
watching and observing
There it was
silenced, cannot talk

There it was
Beating restlessly
There it was, crying
"why is this happening to me?"

There
At the end of the day
You'll see he
As the afternoon light fading
Inviting
Shadows as friends of he
Then you'll see he
Going
At rest
Inside mystery
While others rejoiced
With reality's imagery.

Cinta Biru

Semua datang dan pergi
Semua hidup lalu mati
Semua pernah berarti
Lalu, tak berarti lagi

Kita sering berhadapan
Kita sering melukis angan
Lebih jauh dari negeri seberang
Lebih luas dari waktu dan ruang

Kita hidup dalam lingkaran
Tidak berarti tak pernah maju,
Kita maju, lalu kembali ke awal bagian
Dan ingin selalu kembali ke masa lalu

Kita berbohong
Menempelkan pesan-pesan palsu
Baik
Di tubuhmu atau tubuhku

Kita adalah orang sombong
Membayangkan takdir
Melihat takdir, menggenggam takdir
Untuk dilempar dan tak lagi kembali

Kehidupan tidak membutuhkan
Aku
Kehidupan tidak membutuhkan
Kamu

Kita sedang berperang
Melawan gelombang segerombolan
Ide-ide kotor
Ide-ide dengan judul 'kepercayaan'

Biarlah Aku melawan
dan Kamu tetap diam
Kita tidak pernah salah
Tak ada yang pernah salah
Karena berbuat salah
Bukan suatu kesalahan

Mungkin suatu hari
Kita akan menemukan
Wadah berisi wajah
Asli sebenarnya kebahagiaan.

Selasa, 10 September 2013

Pujangga Palsu

Pujangga palsu
Menulis haru biru
Mengintip dari balik kelambu

Kelambu apakah itu?
Kau tidak tahu?

Saat dia melukis
Sebelum menulis
Dia melukis dunia
Dalam genggamannya
Dunia ia genggam
Dengan beberapa buah
mahakarya

Namun
Itu dia
Si Pujangga Palsu
Selalu mengintip
Di balik kelambu

Kelambu apakah itu?
Ya
Ia tahu
Kalian tidak tahu

Ia ketakutan
Saat dirinya ketahuan
Ketahuan bahwa dirinya
Tidak setinggi yang
Ia bayangkan

Ia ketakutan
Ketika
Mahakaryanya lemah
Tak mampu bersuara lantang
Tak mampu menggetarkan
Tanah para hati yang berperang

Si Pujangga Palsu
juga seorang Pencipta
Ia merajut kelambu
Khusus untuk dirinya

Kelambu ini
Melekat di dirinya
Kelambu ini
Hasil korupsi perasaannya
Kelambu ini
pengetahuannya
Yang kerap berkata
"Diam! Anda bukan siapa-siapa"
"Anda tak patut menulis
Apalagi bersuara."