Rabu, 18 September 2013

Para 'Komentator'

Selalu tidak suka dan "panas" melihat komentar-komentar seperti yang ada di sini. Saya bukan seorang fanatik dari musik atau bandnya sendiri, Noah. Saya tidak akan pernah lupa seberapa 'cabulnya' (kalau orang-orang kebanyakan lebih memilih kata itu) si vokalis dulu. Ini bukan tentang bandnya, bukan musiknya, tapi bagaimana para 'komentator' bersuara seperti mereka bukan pendosa. Berkomentar, seakan mereka sudah melakukan (dan telah memberikan) hal yang terbaik buat negara sendiri. Jadi, menghujat mereka yang berusaha membuat Ibu Pertiwi terlihat lebih 'anggun' di mata dunia adalah hal yang hanya bisa mereka lakukan? Mungkin inilah serendah-redahnya seorang yang rendah. Jangan munafik. Kita semua pendosa. Dosa besar, dosa kecil. Yang bisa dimaafkan dan yang tak akan pernah termaafkan, kita semua pernah melakukan dosa. dari tidak mematuhi Ibu untuk mengangkat jemuran atau melakukan pembunuhan. Tapi, itu tidak berarti kita berhenti dan TIDAK AKAN PERNAH BISA berbuat kebaikan. Tuhan tidak pernah menciptakan hal yang tidak berguna, seperti kotoran hewan bisa membantu hidup tumbuh-tumbuhan (yang nantinya akan membantu hidup manusia). Apa yang membuat sesuatu tidak berguna kalau begitu? Tidak lain dan tidak bukan adalah kita, manusia, sendiri.
Perlu diperhatikan juga, saya juga seorang komentator disini. Tapi saya tidak pernah merasa saya adalah makhluk paling suci. Saya juga belum bisa mengharumkan nama bangsa, tapi setidaknya semua bebas bersuara. Jangan jadikan tulisan komentar ini sebagai api yang membakar hati agar membenci mereka yang yakin mereka 'pintar' dan 'suci'. Demi Tuhan, jangan. Kita tidak boleh menuruti cara mereka, nanti kita akan menjadi mereka.
Intinya: Jangan munafik. Jangan picik, kalau tidak bisa tidak picik.. simpan kepicikan itu buat diri sendiri, jangan merugikan orang lain. Tetap positif, dan tetap sadar. Manusia memiliki sisi hitam dan putih itu normal. Pasti ada saja manusia yang memiliki hitam, namun tak ada yang benar-benar putih. Tapi, bukan berarti yang hitam tidak bisa menggambar putih, dan belum tentu yang putih tak akan pernah menggambar hitam. Saya menyarankan agar kita, orang-orang, bisa tetap positif, bisa menghargai, dan menutup aib (Ingat terus sebagai pelajaran, jangan selalu dikemukakan).
Saya tidak memposisikan saya di atas mereka yang berkomentar (terlalu) pedas. tapi saya tidak bisa berbohong kalau saya sempat 'panas'.

komentar tentang apapun akan sangat dihargai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar