Rabu, 25 Desember 2013

Sebuah malam

malam mulai usang
semua berhenti berpetualang
dan aku sedang menyaksikan pertunjukan
dimana anak-anak kilat palsu
bermain membentuk bayangan

aku tidak sabar
kapan selanjutnya ia akan berpendar
 lalu aku kecewa

bayangannya keburu berlalu

sekarang angan-anganku semu

dengung mesin masih riuh

mereka seperti lebah-lebah yang marah

malam ini akan berakhir

beserta dengan keajaibannya

begitu mobil ini melewati loket pembayaran parkir

lalu semua tinggal ingatan, kenangan!

apa itu kenangan!

hanya masa-masa indah dimana kamu ingin kembali..

tetapi tidak bisa

karena waktu itu sudah pergi.










Sabtu, 14 Desember 2013

Singkat Saja..

Sebelum aku merasakannya..
Aku tahu aku sudah bosan dengan Senja.
Terlalu banyak orang yang tinggal disana
Tidak ada tempat buat duduk, dan udara disana pengap.

Dan aku adalah orang dengan agoraphobia
Takut keramaian.

Lalu aku memutuskan untuk menunggu lebih lama.
Malam datang
Namun Senja keburu pergi
Ikutlah orang-orang pergi.

Malam pun akhirnya ditakdirkan untuk selalu sendiri.
Ia kalah dengan Senja yang lebih populer
Senja yang agung
Senja yang sedikit.

Tapi malam selalu bersabar
Ia terus hidup sampai fajar datang
Rela diabaikan
Agar para penikmat Senja bisa tidur tenang.

Ketika Senja terlalu sibuk untuk segera berlalu
Malam masih tenang, dengan temaramnya menenangkan.

Aku selalu memilih malam di atas senja
Aku tidak butuh Senja
Yang sedikit
Dan yang terburu-buru itu.

Biar orang berkata apapun soal Malam.
Jahat
Buruk
Gelap
Seram
Sesat
Karena aku tidak peduli.
Aku akan menetap dengan Malam.

Aku adalah orang dengan agoraphobia
Malam gelap.
Aku adalah orang dengan agoraphobia
Malam sepi
Aku adalah orang dengan agoraphobia
Malam, tidak ada yang peduli.

Dibalik malam cahaya bersembunyi
Disana keramaian menungguku
Biarlah, tanpa teman hanya Malam hari
Asal mereka tidak menggangguku.

Para fanatik Senja itu.

Jumat, 01 November 2013

Leave It


Good afternoon everyone! It had been a long time since I wrote my last English post. So, I'll try not to screw this up with grammatical errors here and there (which is the main problem that hold me back to write in English besides those fake visitors). I'm not going to write any pathetic, melancholic, useless, weird stuff this time, but rather I will write some kind of review about a song.

First, do not expect me to review it thoroughly or technically. Since I'm not capable of reviewing songs in such way, but I will review it in terms of its music, palpably, and the main focus of this review, its lyrical content or meaning. The song I'd like to review today came from London gentlemen which are creating music in this band called Bombay Bicycle Club, and the song is called "Leave It". What is it about? Is it very deep in meaning or just plain? Well, let's review it out.

I purposefully embed the video up there because, I think the lyrics and the music video have a strong relationship, or in other words, the video visualized what the lyric or the song is about. And I'm not choosing this song randomly, because after hours of hours of crowding my ears with its tunes I strongly believe that this song has something in it.

First of all here are the lyrics, I copy-paste it from the link: http://www.azlyrics.com/lyrics/bombaybicycleclub/leaveit.html 


LEAVE IT

Don't think it's what you're afraid of
Come in you know what's been made up
Hold you tight, words have a new sound
Reading the signs that just seep out
You've got to leave it

"Don't you go evade me now
Come see what you've done"

Each of your reasons has broken
Call it off once you have spoken
Filled to the top then split open
Repeating over and over
Now you have to leave it

"Don't you go evade me now
Come see what you've done
I keep thinking lately how
All these feelings won"

To put it simply, this song is about how we have to accept and move on from something we have lost, generally. But if I review it per stanza of the lyrics, then it became a more complex interpretation. Oh yes, before I start to review it per two lines or more, I see the lyrics of the song is came from a first person that is talking to the third person.  The first two lines of the lyrics "Don't think it's what you're afraid of/ Come in you know what's been made up" is about the first person saying to the other that "it is not something you have to be afraid of", and then the first person seems to have the other to not turn away from what he/she has lost and ask the person to see and not to forget what the person has lost. Then the part "Hold you tight, words have a new sound/ Reading the signs that just seep out/ You've got to leave it" is about the first person who is there, beside the other and supporting him/her. About the part "words have a new sound", I am not quite sure but, I think it is about the other person's surroundings and facts that have changed since the loss. and then the next part is likely not too far and connected to the previous part and it is about seeing how everything changed since and it is likely that the change brings the other person sadness, which he/she has to "leave it" outright.

The first chorus "Don't you go evade me now/ Come see what you've done" is about the first person telling the other to not turning his/her back away from the loss and face the loss.

Going to the second verse, it seems that I cannot review it part by part, because they are connected to each other and they are a unity. The second verse is about how the other person keep reasoning about the loss to run away from it or forget it, but the person seems cannot ignore the fact that something has lost from him/her so the reasons made is useless. And again, he/she has to (accept and) "leave it".

The second chorus is the same as the previous chorus with the exception that it has been added with "I keep thinking lately how/ All these feelings won". Honestly the additional sentences there confuse me, and it seems, because the additional sentences, the song has two "endings". First ending is that "these feelings" the first person mentioned is about that feelings of constancy, patience, with the presence of love and hope make the third person in loss "won" his/her struggle with the sadness of loss. The second ending, however, is not a quite pleasant ending. It is about "these feelings" of despair, sadness, and other unpleasant feelings that unpleasantly "won" over the third person and made the first person in a confusion of "how he/she cannot accept it and move on?"


The video I embed on top is the means to understand this song appropriately. I will not explain what happened in the video scene by scene, but rather I will summarize what is inside it and what is it about. The video, at first, showing all four members of the band and then moving in circle and showing different people with different background. It is showing the cycle of life and also what happened in life the most: gain and loss. The video shows how human, people are born to the world, life their live, and then gain something when they are growing up, but also lose something in life too. The video finally ends showing people in black suit and a woman in black, in black veil, holding a jar of the deceased ash and then shooting one candle that is still aglow and then died, all in the same circular shooting manner.

To summarize this review, the song is telling its listeners that loss is something that is just waiting to be happened and will be happened for sure, but we cannot sad or mourn over it for too long. We have to be strong, we have to accept it, we should not forget about it.

Thank you for your attention! (that is, if there is someone or some ones reading this with attention) Please don't be offended or thinking that I am a smartass. No, I'm not. All of those words I have written is truly and purely based on my opinion. If you have other different interpretation about it, or critics or suggestion but (please) not any negative response to it (and to me), please comment and let me know. Bye for now.

Kamis, 31 Oktober 2013

Dalam Ruangan Kosong

Suatu hari saya masuk ke sebuah ruangan kosong
Meskipun kosong, disana ada satu orang
duduk sendiri dan terdiam
Cuma tembok kaku dan dingin
Sayup-sayup angin berbisik
Dan kegaduhan orang-orang di lantai bawah
yang menemaninya.

Tadinya saya mau duduk di sebelah dia
Tapi tidak jadi.
Jadi saya pilih Kursi paling depan
dan bersamanya, duduk termenung bersamaan.

Di dalam kesepian itu
Saya berpikir, dunia ini terlalu ramai
Terlalu banyak manusia di dalamnya
Terlalu banyak manusia di bumi yang 
Tidak ada di ruangan ini.

Lalu saya berganti khayalan
Bagaimana kalau saya dan dia
Seperti Adam dan Eva
dan ruangan ini diibaratkan sebagai Dunia
Tapi bedanya,
Tuhan mentakdirkan kita untuk terus hidup berdua
Kita mungkin bisa terus bercinta
Di dalam kegelapan dengan semua peluh dan suara desah dan desis
Tapi tetap, Kita hanya bisa hidup berdua.

Bahkan, sebenarnya
Kami berdua telah menjadi Adam dan Eva
Kami berdua adalah Adam dan Eva yang hidup dan duduk
Di masing-masing kesibukan dengan kesendirian.
Harapan, di saat-saat seperti ini, sama dengan ejekan.
Saya yakin kami sama-sama berharap, akan ada yang masuk lewat pintu di depan sana
Karena dari tadi suara sepatu bolak-balik melintasi ruangan ini
Tapi tak ada satupun yang masuk untuk mengisi.

Saya kira saya adalah makhluk paling menyedihkan
Dan paling menderita di ruangan ini
Karena saya tidak tahu harus berbuat apa dengan waktu dan ruang
Yang keduanya sama-sama kosong.
Ini namanya mubazir, kata orang.
Tapi ternyata saya punya teman, ya.. itu
Dia yang duduk di baris ke lima setelah saya.

Saya yakin dia telah melihat saya memasuki ruangan
dan seharusnya tidak ada urusan lagi untuk melihat ke arah saya
dan mengamati saya. tidak ada gunanya
tidak penting.
Tapi mata di belakang kepala saya seakan-akan membohongi
Saya terus-menerus semenjak saya duduk dan menghabiskan waktu
Kurang lebih 10 menit sejak saya duduk.
Ia memberi peringatan (salah) bahwa orang di belakang melihat tepat ke arah saya
Ia meyakinkan saya kalau dia berkata "Dasar orang aneh, duduk diam disana seperti
orang bodoh. Dia pasti tidak punya banyak teman atau tidak punya sama sekali,
Makhluk menyedihkan!"
Itu bohong. Di ruangan yang hanya diisi oleh desis angin dan gema keributan dari bawah ini
Saya bisa mendengarnya bernafas, dan tak ada kata-kata yang keluar darinya.
Dan bodohnya, saya percaya.

Ruangan yang luas karena kekosongan ini seharusnya dingin
Tapi saya berkeringat tidak terkendali karena kebohongan mata belakang
yang saya percayai.
Jantung saya meledak-ledak, saluran pernapasan saya menyempit
Tersumbat kegelisahan dan ketakutan.
Dan betapa Tuhan, makhluk-makhluk langit, setan, dan saya sendiri tahu
betapa munafik dan konyolnya saya saat ini,
yang memasang tampang tenang ketika jiwa saya bergoncang hebat di dalam.
Orang itupun tak kalah mengintimidasi saya kembali,
Suara velcro yang ditarik, gesekan sebah benda dengan permukaan dalam tas,
ritsleting yang berderik, celetukan tabung pulpen, dan benturan bola logam dalam 
tip-ex.. Demi Tuhan! apa yang akan ia lakukan? Apa ada sesuatu yang saya tidak tahu
dan akan saya harus lakukan hari ini di ruangan ini? Apa yang ia tahu? Apa yang saya tidak tahu?
Apa yang membuat saya tidak bisa mencoba untuk mencari tahu? Sial! Sial! Sial!
Saya tidak punya alat apapun untuk membuat saya terlihat sibuk. Sial! makin bodoh dan tidak berguna
Saya terlihat!

Dihadapkan pada situasi seperti itu, saya tidak mau terus diam
Tapi.. Keluar? Tidak bisa. Buat apa keluar? Saya akan hanya terlihat kikuk
dan terlihat oleh lebih banyak orang. Mengambil buku dan pensil? Buat apa?
Saya sedang tidak bisa menulis ataupun menggambar, dan lagipula
Itu hanya membuat saya lebih konyol karena saya akan dicap sebagai peniru
Oleh yang di belakang, menurut saya.

Saya hanya bisa diam.. diam.. terus berdiam
dan mati, karena eksistensi saja tidak jelas
dan tujuan hidup (di ruangan ini) tak terarah.
Kesunyian ini memberikan detak jam di depan ruangan
terdengar sangat jernih. Saya tidak pernah mendengar detakan
Yang jelas, jernih, keras seperti ini.
Melihat ke dalam lingkaran yang di dalamnya terdapat 3 jarum yang
mengatur waktu, dengan 12 sampai 60 angka di dalamnya, membawa saya untuk
masuk ke sana dan mengatur ulang apa yang terjadi..

Sehabis melihat ke arah jam itu, seharusnya.. saya harus berdiri, memutar badan ke belakang
lalu berjalan mendekati satu-satunya orang di belakang.
lalu saya akan berkata "boleh saya duduk disini?" yang dimana "disini" berarti di sebelah kiri
orang itu.
Saya akan bertanya "maaf, dari mana ya?" dan selanjutnya (tentunya) akan dijawab dengan
Kelas, angkatan, jurusan, dan mungkin tanpa diduga menyakan pertanyaan balik yang sama
Setelah itu mungkin saya dan orang itu akan bertukar informasi soal nama.
Saya berkeinginan untuk menyuarakan betapa bodohnya kesunyian ini, dan orang itu mungkin
akan membalasnya dengan nada, intonasi, volume, dan gaya bahasa yang hampir sama dengan saya.
Setelah itu mungkin kita akan bercerita soal kehidupan masing-masing
Bagaimana payah, sepi, datar, tak bertemannya kehidupan saya dan bagaiamana sibuknya, ramainya, bahagianya kehidupan orang itu. Namun, bisa saja kita berdua bernasib sama.
Bisa saja, juga, saya akan jatuh cinta dengan orang itu. Karena suaranya yang merdu saat orang itu
menjatuhkan pulpennya dengan tidak sengaja,
Atau bisa jadi karena ekspresi muka orang itu, saat saya melihat sepintas
saat saya mengamati ruangan kosong ini.
Selanjutnya mungkin saya akan bilang "Seharusnya kamu tidak sendiri, pasti ada yang berkewajiban
menemanimu" itu strategi
Dan mungkin orang itu akan bilang "Menemani? tidak, saya tidak punya seseorang yang seperti itu." itu hasil dari strategi tadi.
Lalu, mungkin, saya akan melanjutkan strategi selanjutnya "itu aneh karena.. pasti
banyak orang yang ingin menemanimu" 
Dan.. kita mungkin bisa lebih dekat sejak saat itu.

Ternyata sudah sangat lama saya menatap jam di depan
Dan saya baru terbangun ketika ada getaran dari ponsel dalam saku
"Kelas tidak ada hari ini, Kasih tahu yang lain saya sedang tidak bisa mengajar karena
harus menguji mahasiswa di sidang skripsi." itu yang tercetak di layar yang tidak lebih
besar dari kartu mahasiswa.
Mungkin ini tandanya, untuk berbalik ke belakang dan mendekati orang itu
dan melaksanakan strategi tadi.
Ponsel sudah masuk ke dalam saku, tas sudah digantungkan di sebelah bahu,
nafas sudah tenang tidak memburu, dan kaki-kaki saya sudah sangat siap
Berjalan ke kemenangan di bagian belakang ruangan
Dan bagaimana saya sangat terpukau ketika
Entah berapa lamanya saya menatap jam
Entah berapa lama pesan itu sampai dan 
Entah berapa lama saya bertopangdagu di depan,
menatap jam, tidak menghiraukan desis angin
tidak menghiraukan gema keributan di bawah, dan tidak menghiraukan orang itu yang beranjak pergi
entah sejak kapan, melalui pintu depan.

Selasa, 22 Oktober 2013

9.06

Broken Love Letter

I'm sorry,
I shouldn't had those words be said to you. To someone like you.
It is just.. that wasn't me. It was another me who talk like that, in such way.
I'm sorry,
It has been too long, it seems, for me to realize that.. I have done a big mistake.
We know each other very well, very damn well, I guess.
You don't have to tell me that you know me like you know your back of your hand.
So do I, I know you. I really know you, with all my confidence, I do really know you.
I'm sorry,
There wasn't that much words I could speak. There wasn't proper expression came to known
for you to know who I really am, what kind of feelings I have for you.
I'm sorry,
I just have to keep this distance to not getting closer and closer. I bet you know I can't.
You know.. Life is the best, the most pathetic, and ironic show. Life is a comedy.
I mean.. how someone could let her or himself to be fallen in love again after being hurt
so many times? Don't they acknowledged that there are possibilities for them to be hurt again
someday if they are falling in love again?
No, no I am not. I am not writing a pathetic love letter which contains pathetic, sad expression.
That's not me.
I am just, writing what I want to tell you all this time. Those words, Those expressions, Those feelings
I burried deep inside my own existence.
Then again, about love, since when there are lovers? Being a lover is a kind of cowardice.
Why? and no, I'm not insulting you. It is because a lover, even lovers, has that almost absolute
freedom, total control of "love". Well. if that is their "love" they are having.
I am coward now, you have to know that. She has to know this to, but I can't let her knows about you.
How brave I declare that I am a coward won't change the fact that I am a coward, you and her have to know this too.
What I mean about total control of "love" is that kind of power that allows one to "use" love, to make use of "love", to get the best, the most of "love".. having love as a tool.
I am 100% aware that I am one of the member of such party that make use of such "love", but I never knew that before until recently. Love as a tool means that it can be used (and can only be used) to satisfy one's desire, one's lust. This kind of person, this kind of "love" will only bring its lovers to a pathway of doom, the way of being perfect sinners.

I'm sorry..
for loving you.
I'm sorry..
For love has to affect me with such effect
I'm sorry..
For I'm not strong enough to resist it
I'm sorry..
That I have to love you while I am obliged to forget a loved one.
I'm sorry..
For being a coward, a coward that always keep his mouth shut to tell you the truth
to tell you that.. I have this feeling I cannot explain, I have this experience I cannot ignore
I have this shame for having this feeling for you while I am still, ridiculously by following those "lovers", bound
with this somekind of relationship.
I'm very sorry for today's silence
I'm very sorry for being an imbecile, a being blinded, an idiot that "have" to be fallen inside your image.

Sabtu, 19 Oktober 2013

2020

Crimson

I didn't know myself
I didn't know my face
Not or these faces
All I could predict is death

The third eye opened
Then all.. in crimson stain
Lifeless, in silence
Eyes longing for living in any chances

My heart broke
This vision was so clear
There was no smoke
There was no mirror

My body was tied
Death had booked
His bet, tonight
Leaving me as a spectator
Let Him be the traitor

Mocked me like a king
He dance, He run, He sings
Among the limbs
Waiting  to be backfilled

My friends, my foes, my loves
Speaking in the same language
Exhale their longest breath
Spoke their last words and last will
With smiles and guts
Reveal no weary and worry

He tied the Strings
The Strings of His
The Strings that cut
The Strings that scrag
In their necks, their hands, their feet
I could do nothing, as I watched the time is coming

He mocked me like a king
He forbade me to give a single blink
He the conductor, He the conjurer
For tonight's merciless madness

He waited no clang
For the unfortunate choir sang
There was only crimson
For crimson is His color
There was only crimson
For crimson satisfy His thirst
There was only crimson
Crimson, everywhere, I could see
There was only, this crimson
So foul, so condemned
Rot, rotten, rotting everywhere
From them, the ones I love
From them, who fed the Death a good deal.




Senin, 07 Oktober 2013

21.06

Bersiaplah pergi
Raih semua itu
Mereka yang tidak akan
Pernah kembali

Bawa dirimu dan
Injakkan kakimu
di tanah yang baru
Jangan pernah melihat ke b'lakang

Masa depan tak pantas
'Tuk dilihat dan dicerna
Biarkan hidup mengalir
Seperti adanya

Tusuk mati lawanmu
Bela tanah airmu
Buang muka dan
Buka mata

Hanya daging dan tulang
Kita adanya
Guratan hitam di kertas
Jangan dijadikan alasan
'Tuk membalas

Tampung air mata ibumu
Basuh, resapi di wajahmu
Tampung keringat ayahmu
Tenggak, dan bakar hidupmu

Jangan melihat tanda
Dengar cerita sebenarnya
Buang kepalsuan
Cari kebenaran

Uang hanyalah kertas
Pikiranmulah barang yang pantas
Kubur harta
dan mulai kritik dunia.

Monday Afternoon

i am young and
i am cold
i'm just a being
Getting old

i'm the flesh
i'm the bones
Wandering the Tunnel
i am alone
Reaching for the light
That never born

i've lost all smiles
i've lost all laughters
Far away, for miles
At the crowd's corner

i am the invisible
i am the hollow
Have lost all feelings
Only apathy grow

No hope
No love
No life
Sanity cease to survive

There still lights in days
There still nights
Dark, deep
Faraway

Let's see the truths
Let's see the lies
Still watching you
Still grasp the life

The sun outside radiates
The warmness for the living
This, deep inside, hideous
Each day, commit the killing

Kamis, 26 September 2013

4:40

Watch the Eye born
Watch everything burn
From feelings to words
From peasants to Lords

Open the gate
Escape the Armageddon
See the wings, See the horns
Watch your motherland being torn

Rabu, 18 September 2013

Para 'Komentator'

Selalu tidak suka dan "panas" melihat komentar-komentar seperti yang ada di sini. Saya bukan seorang fanatik dari musik atau bandnya sendiri, Noah. Saya tidak akan pernah lupa seberapa 'cabulnya' (kalau orang-orang kebanyakan lebih memilih kata itu) si vokalis dulu. Ini bukan tentang bandnya, bukan musiknya, tapi bagaimana para 'komentator' bersuara seperti mereka bukan pendosa. Berkomentar, seakan mereka sudah melakukan (dan telah memberikan) hal yang terbaik buat negara sendiri. Jadi, menghujat mereka yang berusaha membuat Ibu Pertiwi terlihat lebih 'anggun' di mata dunia adalah hal yang hanya bisa mereka lakukan? Mungkin inilah serendah-redahnya seorang yang rendah. Jangan munafik. Kita semua pendosa. Dosa besar, dosa kecil. Yang bisa dimaafkan dan yang tak akan pernah termaafkan, kita semua pernah melakukan dosa. dari tidak mematuhi Ibu untuk mengangkat jemuran atau melakukan pembunuhan. Tapi, itu tidak berarti kita berhenti dan TIDAK AKAN PERNAH BISA berbuat kebaikan. Tuhan tidak pernah menciptakan hal yang tidak berguna, seperti kotoran hewan bisa membantu hidup tumbuh-tumbuhan (yang nantinya akan membantu hidup manusia). Apa yang membuat sesuatu tidak berguna kalau begitu? Tidak lain dan tidak bukan adalah kita, manusia, sendiri.
Perlu diperhatikan juga, saya juga seorang komentator disini. Tapi saya tidak pernah merasa saya adalah makhluk paling suci. Saya juga belum bisa mengharumkan nama bangsa, tapi setidaknya semua bebas bersuara. Jangan jadikan tulisan komentar ini sebagai api yang membakar hati agar membenci mereka yang yakin mereka 'pintar' dan 'suci'. Demi Tuhan, jangan. Kita tidak boleh menuruti cara mereka, nanti kita akan menjadi mereka.
Intinya: Jangan munafik. Jangan picik, kalau tidak bisa tidak picik.. simpan kepicikan itu buat diri sendiri, jangan merugikan orang lain. Tetap positif, dan tetap sadar. Manusia memiliki sisi hitam dan putih itu normal. Pasti ada saja manusia yang memiliki hitam, namun tak ada yang benar-benar putih. Tapi, bukan berarti yang hitam tidak bisa menggambar putih, dan belum tentu yang putih tak akan pernah menggambar hitam. Saya menyarankan agar kita, orang-orang, bisa tetap positif, bisa menghargai, dan menutup aib (Ingat terus sebagai pelajaran, jangan selalu dikemukakan).
Saya tidak memposisikan saya di atas mereka yang berkomentar (terlalu) pedas. tapi saya tidak bisa berbohong kalau saya sempat 'panas'.

komentar tentang apapun akan sangat dihargai.

Solemn Confession

I am the Oblivion
The one oblivious
Craving for my name
Inside your head

Give me your reasons
Why do you have to leave me
Now nobody hear me
Left me behind
Arent you pretending to be blind?

Forever
But never
I will have my name on you
or
I could walk along together
with you

This pit
I have fallen into
Nobody will hear you
And will there be a light
and hands..

Hands that try to reach me
Hands that are in need for me
Hands that recognize me
Now nobody will find me

I used to hate and to curse
But now I know
Those only make me worse
And dear, dear, dear
Nothing is wrong with you
Guilty is so far away from you
Sins cannot touch you
Heaven's Gate is waiting for you

At least
Leave me a lullaby
At least
It will prevent me to cry

Carry on, Carry on
Put that smile on your face again
Carry on, carry on
Walk these pavements, end your journey
Carry on, carry on
It is me staying
Truly
Not you all leaving.

Selasa, 17 September 2013

12:07

Recognize yourself
See the Appocalypse
Bent the light
Kiss your bride

Burn your tongue
Fix your eyes
Rattling teeth
The cold night

Find your bench
Take your friends
Go on a ride
Loneliness starts

Make some noise
Hit the notes
Shred the strings
Feedback sings

Close your ears
Fill your mouth
Cut your head
Feel them dead

Throw the stone
Then sing a song
Raise the stage
Hit the parade

Bath yourself
In the cold daylight
Burn the venom
Caught the culprit


Jumat, 13 September 2013

Visibility

There was a day
When we walk
There was a day
When we talk

There was
Those random melodies
yet
With it we rejoiced

There was also, words
sentences
You made, and then
Replies are made

But there they sat
watching and observing
There it was
silenced, cannot talk

There it was
Beating restlessly
There it was, crying
"why is this happening to me?"

There
At the end of the day
You'll see he
As the afternoon light fading
Inviting
Shadows as friends of he
Then you'll see he
Going
At rest
Inside mystery
While others rejoiced
With reality's imagery.

Cinta Biru

Semua datang dan pergi
Semua hidup lalu mati
Semua pernah berarti
Lalu, tak berarti lagi

Kita sering berhadapan
Kita sering melukis angan
Lebih jauh dari negeri seberang
Lebih luas dari waktu dan ruang

Kita hidup dalam lingkaran
Tidak berarti tak pernah maju,
Kita maju, lalu kembali ke awal bagian
Dan ingin selalu kembali ke masa lalu

Kita berbohong
Menempelkan pesan-pesan palsu
Baik
Di tubuhmu atau tubuhku

Kita adalah orang sombong
Membayangkan takdir
Melihat takdir, menggenggam takdir
Untuk dilempar dan tak lagi kembali

Kehidupan tidak membutuhkan
Aku
Kehidupan tidak membutuhkan
Kamu

Kita sedang berperang
Melawan gelombang segerombolan
Ide-ide kotor
Ide-ide dengan judul 'kepercayaan'

Biarlah Aku melawan
dan Kamu tetap diam
Kita tidak pernah salah
Tak ada yang pernah salah
Karena berbuat salah
Bukan suatu kesalahan

Mungkin suatu hari
Kita akan menemukan
Wadah berisi wajah
Asli sebenarnya kebahagiaan.

Selasa, 10 September 2013

Pujangga Palsu

Pujangga palsu
Menulis haru biru
Mengintip dari balik kelambu

Kelambu apakah itu?
Kau tidak tahu?

Saat dia melukis
Sebelum menulis
Dia melukis dunia
Dalam genggamannya
Dunia ia genggam
Dengan beberapa buah
mahakarya

Namun
Itu dia
Si Pujangga Palsu
Selalu mengintip
Di balik kelambu

Kelambu apakah itu?
Ya
Ia tahu
Kalian tidak tahu

Ia ketakutan
Saat dirinya ketahuan
Ketahuan bahwa dirinya
Tidak setinggi yang
Ia bayangkan

Ia ketakutan
Ketika
Mahakaryanya lemah
Tak mampu bersuara lantang
Tak mampu menggetarkan
Tanah para hati yang berperang

Si Pujangga Palsu
juga seorang Pencipta
Ia merajut kelambu
Khusus untuk dirinya

Kelambu ini
Melekat di dirinya
Kelambu ini
Hasil korupsi perasaannya
Kelambu ini
pengetahuannya
Yang kerap berkata
"Diam! Anda bukan siapa-siapa"
"Anda tak patut menulis
Apalagi bersuara."

Rabu, 05 Juni 2013

Lovely Words, then Gone

Alter my depression
Gives way to submission
Where all the apprehension?
Of all my disturbed misconception
Put on my earphones
Forget the world
And everything alive
Or dead
Or alive then dead

Guide me
My imaginations
Of sexual appearances
Fulfill my desire
All of my deeds
The seeds of escapists
Turn my escapades
Into a long run of fake happiness

All the people with masks i made
And let it be put on them
What a beauty
How mind and mindset
Corrupt one's spirit

Indeed
Just leave it
Everything come and go
As your lovely words
Once being thrown at me
Just leave it
All the capabilities
All the noises
The smiles
The laughters
All for my apathy
Vanish them
Without enough presence of sympathy.

Wish

Everyone's hoping for a better world to come
where there is no more angels and demons, or
two sides alike collide, then bath themselves in blood
And where there is no more lonely hearts
waiting almost a lifetime for their sadness to be gone

All silent lovers could make their hearts sound,
And all butterflies and hurricanes
burst from their hearts
Love's a comedy that will repeat itself
endlessly, naturally
you'll be hurt, you'll be lost, you'll be gone
then back to the start again.

Where did all the happiness go?
All new-borns stop their laughing
The sun radiates cold light
Moral and values be thrown and be burned to ash
While grenades and rocket launchers arranged a choir
producing chaos and tears all over.

Kamis, 23 Mei 2013

You and Your Grave

please,
take me out to your grave
now.
all of these feelings are changing
over time.

someone i'll always miss
the earth where i take my seat upon
the earth where i always put my eyes on
the eyes which always turn wide
making mirrors, and broken.

every sunday
I force myself to carry on
every sunday
i can't keep my feet to move
to where your body now gone.

please,
take me out to your grave.
where our butterflies and pigeons meet.
where the chldren are smiling and flying with their feet.
where our bodies collide and meet..
in eternal place, believed as heaven.

Rabu, 15 Mei 2013

Another Dawn

another pill has fallen
at the right time
when my sanity has broken
this is the place where I was born
and the place where I'm, for the first time,
afraid of not seeing another dawn

all friends set sail and gone
brothers and sisters let themselves alone
the thief took our most precious treasures
all laughters and happiness

another pill has fallen
clock on the wall
seeing through our journey
at the most vivid scenery
a dying unicorn fall
the accursed princess in her eternal sleep forever
a pill fall
send one into the darkest pit among all

another pill has fallen
my heart has broken
the liquid stops to flow
my mind can't let my eyes feed it with any glow
cold struck
numb return

another pill has fallen
a faint steps, almost like a shriek
closing in
coming in
pull all i've got inside, out.

Minggu, 12 Mei 2013

Succubus

Succubus jatuh dan terjun ke dalam mimpi seseorang
menembus malam yang pekat, diam, dingin, dan gelap
mata melihat dalam alam mimpi
dosa besar dan keinginan dari dalam lubuk paling dasar.

Orang itu tepaku, bisu. tak tahu kemana
ia membawa serta raga semunya
antara menuju pintu keluar dari neraka
atau mendekati sorga dunia di depan mata.

Orang itu bimbang,
baik dirinya dan sang iblis wanita
tak mengenakan sehelai benang.

"Aku tak mengundangmu kemari
namun tak bisa kupungkiri.
Kau adalah simbol nafsu terdalam dalam diri ini."

"Maka dekati aku anak Adam.
Jangan kau memungkiri apapun lagi.
Jangan kau mengingkari keinginanmu yang terdalam"

Seorang anak Adam terpaku.
terbangun dari mimpinya, ia bisu.
kenikmatankah itu?
keinginannya sendiri kah itu?
Ia tahu,
mereka adalah keinginan
sekaligus kesalahan terbesar yang bisa saja ia lakukan.

Kamis, 04 April 2013

Manequin

Aku selalu berharap kau akan menemukan senja itu.
Senja harapanmu.
Dimana elegi tidak lagi menjadi
melodi dalam hatimu kala datang sunyi.

Andaikan saja aku bisa menolak hati ini
Biarkan aku tetap jalang tanpa rasa.
Buat apa seonggok plastik hidup?
Lagipula, ini semua tidak ada gunanya.

Apa mungkin kau nyawaku?
dari tatapan itu kau menghidupiku.
Dari hasrat yang kau simpan
kau ciptakan hela pertama nafasku.

Setiap hari selalu ada mentari
yang menghangatkan kulit, atau apapun ini..
Setiap hari aku diizinkan melihat harapan hidup
dan harapan usang menuju mati.

Setiap hari sudut itu selalu berpenghuni.
Itulah kau, tidak ada siapapun lagi.
Gadis mungil yang berharap pada korek api.

Andaikan kau meminta,
mungkin Tuhan akan memberi.
Biar kita berdua menjadi mati,
kau dan aku di sini.

Banyak sekali orang yang tamak, atau yang sangat tamak.
Banyak mereka memandang hina, memandang penuh empati karena butuh suatu simpati
saat itu kau jadi alat.
cih.. bagaimana dunia menuntunmu untuk diperalat.

Hari ini aku memutuskan, cintaku tidak akan mati
hanya padamu, tuan putri.
Aku tak akan menyerah, aku tak ingin kalah.
untuk ada selalu bersamamu di sini, sedang kau disana.

semua ini tidak ada gunanya.. pada hari itu.

Aku membuat seisi jalanan gempar
Aku belajar untuk tersenyum.
Aku ingin kau tahu aku hidup
Aku hidup karena kau hidup.

Tapi..
Ada apa dengan kau?
Kau jual tanganmu percuma kepada uluran tangan seorang berhala
Musnah sudah semua.

Hari ini aku berandai,
pada senja sebagai sekedar tempat duduk kita berdua.
ada aku dan kau di sana.
Tapi aku tahu apa?
dan kau tahu apa?

Pada lirikan terakhirmu ada sedih yang menggelayut disana.
memaksamu pergi dari tanah yang bahagia.
Pada hela nafasku yang terakhir, aku yakin itu hanya kau yang ada.
Untuk apa semua ini.. selama ini?
Akulah benda yang akan selalu mati, tapi pernah merasakan hidup.
Akulah benda mati yang sekiranya satu-satunya tahu,
Tak akan ada lagi hangat mentari esok untukku.



Jumat, 15 Maret 2013

Waktu

Bagaimana caranya
menghadapi sesuatu yang akan pergi?
Terlalu banyak permainan dalam berbagai kesempatan dan situasi.
Terlalu banyak yang bermain dan dipermainkan.

Mainkan aku, sebuah Blues itu
ya, aku meminta kepadamu.

Musik adalah bahasa yang universal.
Aku butuh sebuah lagu.

Sangat sedikit yang dapat diungkapkan mulut
Saat hati dan pikiran sedang ingin tertutup.


Kau selalu bisa mendendangkannya lewat lagu.
kau tahu itu.
Katakan,
"Aku akan tinggal dan memberimu waktu."

Setiap hari adalah pagi yang beku dan dingin
sampai mulut siapapun beku, tak tergerak
Terlambat sudah, hasrat untuk kembali lagi
sudah terbang menjauh dari kata-kata pulang, mendekat ke arah pergi.

Apa yang terjadi di antara kita?
Kita bermain, kita larut dalam biru, kita mencoba menyatakan sesuatu.
Bukan soal yang benar, tapi lebih ke arah sebaliknya.
Dan semua ketidaktahuanku ini, membuatku tak bisa mengungkapkan apapun.
apa saja.

Aku bersedia untuk selalu ada di sana
Saat kau turun menjemputku untuk bersama melewati waktu.
Namun.
Semua kebodohan ini membuatku tidak memiliki lagi, kamu.
Hanya harapan-harapan kosong agar kau kembali
dan andai aku punya lebih banyak waktu.

Bandung, 16 Maret 2013

credit:
Terima kasih untuk Oasis.. terutama Liam Gallagher atas vokal anda di "Don't Go Away" yang menginspirasi.

Selasa, 12 Maret 2013

Puisi tentang Malam

Aku adalah kelelawar yang bosan dilahap raja siang
Tanpamu Ibu, tak ada udara yang ingin mendekapku.
Tanpamu Ibu, semua yang terlihat nyatanya semu, palsu
Oh Dewi Rembulan, akan aku tunggu sampai saatmu datang.

Dalam gelap aku tak pernah lelah.
Jika untukmu ini berarti sesat, maka percayalah.
Jika untukmu gelap ini teror, percayalah.
Malam selalu membuatku percaya, aku adalah bagian darinya.

Sepasang penuh kasih, bertemu.
Tangannya melingkar di perut ia yang lainnya.
Percayalah, buat kalian, atas anggapan malam kelambu dosa.
Malam adalah tempat aku dan dia tak terusik, hanya berdua.

Kasihan bagi seorang anak, tak ada ia, ayah yang pergi saat pagi buta.
Malam pun tak tentu menuntaskan rindunya.
Saat pergi ia ke alam mimpi.
Akan mendarat, sentuhan bibir berkata, "maaf, aku sangat mencintaimu. tapi apa daya?"

Kasihan aku melihat malam, banyak jiwa yang terpecah
disusun oleh tangan yang tak pantas menjamah.
Jiwa-jiwa yang rapuh, yang telah lama dilupakan oleh cinta.
Kini ia membunuh cinta, dengan memuaskan nafsu, penuh peluh.

Malam ini aku melihat ia termenung, dengan segelas kopi panas di tangan.
Ia tak berhenti melihat bintang, seakan sedang mencari eksistensinya di angkasa.
Ia melihat lampu kota yang kilaunya menggairahkan hatinya yang hampir padam.
"Iya, saya akan pulang lebih malam" jawabnya lewat telepon genggam pada satpam kosan
Ia tahu, semua orang di sekitarnya tahu.
Ia sangat tidak suka. ketika dewi rembulan dimakan habis oleh cahaya.

Minggu, 10 Maret 2013

So to Speak

For the beloved God that I have ever known.
No lights to me be shone.
The world today is gray.
Nonetheless, beautifully emit, the gay
From the songbirds
sang, while hanging from the oldman's skirt.

Oh death, I welcome you tonight
together with I we have feast
with honor and fright
I gave you, my final ultimate release.

Oh Hades, pull Him back
I want an eternity, with him, i want to stay
Let this unfulfilled heart break.
with him tonight, I will not cast away.

So two lovers have spoken
each heart content, that brings to both no end
Long Live Life!
one must gone, one never intend to survive.

Berharap pada Berhala

Kami membangunmu dari perunggu
perak dan emas.
semakin agung kau terlihat
semakin posisimu ada lebih atas.

Jadikan aku raja, carikan aku sepasang ratu!
Aku ingin semua realita ini tertutup dari pandanganku.
tapi kemana pandangan sepasang mata itu?
Bulat, mengkilat, ada saat terpahat.

Kami tak mengerti, ini semua sia-sia
kami telah terbiasa.
memandang sesuatu yang nyata
sama dengan membuat diri-diri ini percaya.

Kirimkan Tuhanmu, tak akan kami menyembahnya!
Tuhanmu hanya bersembunyi di balik angkasa.
Kirimkan Tuhanmu, bantu kami
Memuaskan dahaga dalam diri.

Hari ini, kami mengadakan sabat.
tidak, tidak, tak ada waktu buat bertobat.
Oh, lihat disana.
para pemuka dan orang tua
Bernyanyi memuji, pada benda tak bergerak
tak berarti.

Jumat, 01 Maret 2013

(untitled)

Disana dia, meluruhkan segalanya. pakaian melekat bersama jiwa yang pekat. ini saatnya, menuju ruang penyucian luar dan dalam. Luar oleh air dan yang di dalam oleh kontemplasi pembuat pengakuan.

Biasa lagi, aku harus melangkahkan kaki masuk ke kamar mandi, melepas baju, lalu menumpuknya di atas celana yang digantung agar tidak kena air. aku ingin memakainya kembali, terakhir, handuk aku gantungkan. Keran ini tidak pernah benar, tiap kali aku ingin memakainya harus saja memakai perkiraan dan percobaan. Biasa lagi, aku akan memutar kerannya ke arah kiri, tempat simbol warna merah yang menunjukkan panas, tapi tidak sampai habis. melepuh semua badanku nanti. 

hmm, oke, ini sudah hangat, tapi kurang. coba diputar sedikit lagi. ya, ini dia suhunya! tapi sebentar.. aku sedang tidak ingin suhu yang hangatnya terasa. baiklah. akan kuputar lebih banyak lagi ke arah warna biru, supaya panas dan dingin menghasilkan suhu yang padu.

Hal lain yang tidak benar lainnya adalah suhu air kocoran di keran, selalu lebih tinggi daripada yang keluar dari shower, pancuran. logisnya, air yang keluar dari keran harus lebih panas suhunya supaya pas saat pelaksanaannya nanti.
oke, semuanya siap. 

Air ini, biasa lagi, selalu seperti ini. menghujam deras ke atas kepalaku yang penuh. lalu akhirnya meratakan seluruh kenikmatan ini lewat seluruh lapangan kulit sedikit gelap, ke sendi-sendi yang beraksi atas muaknya semua yang memenuhi isi si kepala, tapi tak menembus sampai kulit yang tepat langsung melekat dengan tulang, rasanya.
Oo iya, banyak sekali yang aku temui belakangan ini. hmmh, orang-orang itu...
mari kita ingat-ingat kembali. yang pertama itu.. Jane, aku suka gadis itu. bagaimana kecerobohannya itu bodoh, tapi sekaligus memikat. kecerobohannya yang memakai telepon genggam sambil berjalan menuju subway sampai ia tidak memperkirakan jarak langkahnya dengan anak tanggalah yang membuatku mengantarnya sampai apartemen di jalan 38. tidak mungkin dia bisa berjalan normal setelah jatuh, jungkir-balik menyelesaikan hampir 75 anak tangga ke bawah tanah. yup, kejadian itu hanya terjadi semalam, namun kami tahu. karena jatuh, kami jatuh cinta.
Yang kami tahu, sebulan orang-orang sepanjang alun-alun kota akan melihat kami jalan berdua di malam sabtu, sebulan kami makan malam di restoran favoritnya, sebulan, desahan kami bersahut satu sama lain di flat miliknya, bersama bibir dan lidah yang saling berpagut. Atas nama cinta.
sebulan juga, aku mulai tidak suka dia. Kenapa dia harus datang pulang dan pergi bersama orang lain? apa aku sudah tidak dibutuhkan lagi? apa dia tidak menanggapi sebulan ini? apa ia telah menggantikanku.. Karena itu, 2 minggu aku tak ingin berbicara dengannya, melihat namanya saja aku muak. Tapi, setelah 2 minggu itu aku menyesal. kenapa palu itu harus mendarat keras di kepalanya.. kenapa setelah itu ia harus terjatuh kembali menyusuri tangga? 
Aku dan dia bertemu dan berakhir karena kejatuhan.

Dia masih melanjutkan mandinya, dengan sayup-sayup hewan-hewan peliharaan yang menggonggong, mengeong, berteriak, memukul, menggeliat, semuanya ramai dari arah gudang kediamannya. "hmm.. kamar mandi ini tidak bisa dipindahkan ke sana ya.. sayang sekali, aku suka saat mereka bertingkah seperti itu. lucu sekali suara mereka. juga pandangan mereka. seperti mata kucing yang membesar di malam hari."

Hmmh.. mengingat Jane membuatku sedih. kembali lagi aku harus sendiri di rumah. lalu, setelahnya, aku lebih sering melihat ke luar rumah melalui jendela ruang tamu. seringnya, memang, aku membiarkan tirai coklat menutup bagian itu. aku tidak suka cahaya atau segala sesuatu yang masuk lewat situ. tapi, beberapa kali aku mnguntit dari sana. beberapa kali itu juga keramaian ibu-ibu atau orang-orang yang berkumpul, mendengar, berbicara, menanggapi  dapat terlihat dan terdengar. aku tidak suka itu. aku tidak akan membiarkan apapun lagi masuk melalui jendela itu. 
Di saat seperti ini Gareth, teman terbaikku, dapat memberikan tempat yang luas untukku berbicara atas apa yang menurutku salah atau benar. Gareth akan memberi jalan keluarnya. Gareth yang mendorongku, selalu. Gareth yang selalu membuatku tidak pernah merasa aku melakukan kesalahan.
"Apa?! Kau bercanda bukan.." Gareth, tidak pernah aku melihat ia begitu tercengang.
"Tentu tidak, aku serius. tidak pernah aku bercanda jika aku datang kepadamu. Ini serius Gareth."
"Kau bodoh hah?! kapan kau mau berubah? kau tidak bisa selalu mempercayai semua yang kau duga, kau tahu itu?"
"Gareth, kau ini kenapa? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Seberapa mabuk kau semalam?"
Ya.. aku kira dia mabuk, dia saaaaangat membiasakan dirinya dengan itu. dulu, aku juga. selain Gareth , mabuk adalah hal yang membuatku berani menghadapi dunia. aku adalah raja, aku adalah dewa yang mempunyai kuasa untuk membuat atau membuat binasa.
"Astaga.. bangun! Kau tahu, kita tidak bisa terus menjadi gila seperti dulu. Aku sudah benci semua malam, semua tindakan yang membuat kita berbohong dan menimpakan semua kesalahan ke pihak yang benar. Ya, aku bukan diriku yang dulu. kau bilang aku mabuk? heheh, aku justru sudah terbangun! Dengar.." dia melangkah ke arahku dan meletakkan kedua tangannya di kedua pundakku, sambil menatapku, aku bersipa mendengarkan ceramahnya yang berikutnya," kau juga harus terbangun sobat. aku mengerti, kita, kau memiliki masa lalu yang buruk. dikucilkan, dibenci, diasingkan.. semua yang bahkan hewan sendiri tidak pantas. Tapi kau tidak boleh membawa itu terus bersamamu. Ia akan menguasaimu, lalu membunuhmu dari dalam. Jika tidak, itu akan menyiksamu seumur hidup"
Semua kata-katanya memuakkan, "aku tidak butuh kesadaran, aku sudah sadar!" bersama kalimat yang terucap aku melepaskan kedua tangannya dengan penuh tenaga, tidak terkendali. Lalu, aku pergi.
Aku tidak pernah ingin kembali ke rumah Gareth lagi, dan aku masih menahan benci. aku bodoh kenapa harus melihat rumah orang sial itu lagi malam ini. Malam yang dingin, dengan penebang pohon yang baru dipinjamkan kepadaku ini aku bisa menghangatkan diri sebentar dengan bergerak, mnegayunkannya bersamanya. Tapi aku ragu, tidak akan ada banyak gerakan, benda ini besar, dan setelah diasah tadi benda ini jadi sangat tajam. 

"oo.. ini sudah terlalu lama.." Setelah basuhan-basuhan dan lamunan yang terjadi, dia memutuskan untuk berhenti. Berhenti.. untuk beberapa hal ia tidak mau berhenti. Tak pernah ia merasa salah, memang, di masa kuliahnya ia dicap sebagai orang yang arogan dan tidak punya perasaan. Ia berbeda, Ia pikir itu adalah nilai tambah yang telah didapat olehnya. Tapi, orang-orang di sekitarnya menanggapi dengan cara yang berbeda, cara yang tidak diharapkannya.
Dan di luar, keramaian telah datang dan menjadi.

"Lapor, tim buru-sergap sudah bersiaga di area rumah pelaku. Kita bisa melakukan ini kapan saja."
"Baik, tetap di tempat, tunggu aba-aba dari pusat komando. target, menurut pengamatan kamera tersembunyi, sedang berada di kamar mandi, dan ini belum mencapai kondisi yang menguntungkan. Ia bisa lari lagi melalui pintu belakang yang ada di dekatnya nanti."
"Siap laksanakan. Ijin, kembali ke lapangan."
"oke, kembali ke lapangan. hmmh..." Kapten merasa begitu frustrasi dan lelah, padahal jika diamati dengan usaha yang ada, targetnya tidak akan lari. tidak bisa. Hal lain, mungkin, yang telah membuatnya.
"Maaf pak, bukan maksud untuk mengganggu, tapi anda sebaiknya tenang. kita pasti berhasil kali ini." sela seorang anggota.
"Iya, saya mencoba untuk tenang saat ini. Hanya saja, saya tidak percaya semua yang telah terjadi, baik apa yang kita lakukan atau yang ia lakukan."
"Maksud anda?"
"Kau anggota baru ya.. hmmh, kau tahu, ini sudah 7 tahun dan sudah 10 kali percobaan penangkapannya gagal karena banyak alasan dan sebab yang penting dan tidak penting. iti satu.." ia berhenti untuk menghela.
"dan.. yang ke dua?"
"Ulah target kita ini.. 5 tahun yang lalu, bukti di tempat kejadian menunjukkan Jane Iker-Andriana dipukul menggunakan godam pemecah batu, tepat ketika ia sedang berdiri di bibir anak tangga di lantai 3, tempat apartemennya. Lalu, menurut keterangan orang-orang yang kenal dengan korban ke sembilan kita, target kita adalah teman dekat korban sendiri, dan.. Ia memenggal kepala korban saat ia tertidur tepat di leher hingga putus seutuhnya, kau tidak tahu seberapa benyak noda darah merah yang tertinggal di TKP."
"Astaga.. apa masalah pelaku ini sebenarnya?"
"psikopat, jika kau bertanya padaku."
"Apa buktinya?"
"Di tempat ia tinggal sekarang, residen yang menempati rumah di seputar tempat tinggal korban sering mendengar lolongan, gonggongan, pokonya segala bentuk ekspresi suara hewan yang tidak biasa dari rumah korban. dan kau tahu yang menyebabkannya? Hewan yang ia miliki diperlakukan secara sangat tidak wajar. menurut salah satu anak dari salah satu rumah di seputar rumah korban, yang berhasil menyusup dan beruntung keluar dari sana hidup-hidup, ia melihat ular yang diputar, setelah dijeput kedua ujungnya, dengan alat mekanis yang membuat ular tersebut menahan sakit sampai mati karena semua struktur tubuhnya hancur.."
"Ya Tuhan..."
"itu belum semuanya, bocah itu juga mengatakan anjing yang keempat kakinya dijepit menggunakan dua jerat beruang, dan biarkan melolong, menggonggong menahan sakit dari keempat kaki yang berdarah dan hampir, menuju, putus. dan seingatku, kucing.."
"Kenapa dengan kucing yang ia miliki?"
"Ia menggantungnya."
"Lalu...?"
"bukan lalu, tapi ia biarkan bagian dari dada hingga bagian abdomen kucing itu terbuka, selagi kucing itu berjuang untuk hidup.."

Di tengah keheningan yang terjadi sesaat setelah semua dialog itu selesai. derap langkah kaki, cepat, datang memasuki tenda pos kamando tempat sang kapten berbagi cerita dengan salah satu anggotanya. Ia menyetujui saran dan memberikan perintah kepada sang pemilik derap langkah kaki tersebut. dari tenda, ia dapat mendengar semua kejadiannya
BUM!! (suara pintu terdobrak oleh kaki yang kuat menghentak)
"JANGAN BERGERAK! ANDA KAMI TAHAN!"
lalu.. terdengar suara riuh dari pistol otomatis yang tdak ada dalam peralatan anggota. "AKU TERTEMBAK! AKU TERTEMBAK!" seorang anggota tumbang, 5 peluru bersarang di perutnya. Sang kapten mulai makin tidak tenang. Ia hampir melihat kegagalan. Ia tahu, pada saat ini, dengan pistol otomatis yang targetnya miliki, anggotanya tidak bisa maju kemana-mana.
"KALIAN ANAK-ANAK SETAN!! MATI KALIAN SEMUA! AKU PEDANG YANG DIHUNUSKAN TUHAN UNTUK MEMBINASAKAN KALIAN SEMUA! HAAAAAAAAAAAAHAHAHAHA!!!! MATI KALIAN! MATIIIIIIIIIIII!! KALIAN SUKA AKU BEGINI? HAH?! KALIAN MAU MENJAUHI AKU LEBIH JAUH LAGI?! MATI SAJA KALIAAAAAAAAN!!"
"(duar!)  (brug...)" 

Minggu, 2 Maret 2013.
Seorang blogger menanggapi kejadian yang tidak biasa di blognya, mengenai seorang psikopat yang telah membunuh hampir 20 orang yang akhirnya mati karena tembakan ke kepala yang ditembakkan seorang kapten yang seharusnya hanya mengomandoi saja dari sebuah headline dan berita yang ia baca pagi itu.

Jumat, 22 Februari 2013

Aku dan Bayanganmu

Aku terbangun bersama bayanganmu di dekapanku
Ia dingin.
Tidak seperti kamu
Hal yang paling aku nantikan di peraduan.

Aku makan bersama si bayangan.
Tak pernah aku lupa kau pergi meninggalkan senyuman
Namun, tepat di hadapanku
Si bayangan menatapku dengan penuh penghakiman.

Aku berjalan bersama dua bayangan.
Orang-orang menatapku aneh
Ada tatapan-tatapan yang tak bisa dijelaskan
bersama ocehan dalam hati tanpa ampun.
Dua bayangan itu bergandengan
Mereka seperti impian yang pernah kita tanggung bersama.
Hidup berdua, dalam dunia kita
Tanpa ada yang mengadili pun menghakimi
Di kehidupan itu kita bebas seperti mereka,
Dua bayangan yang selalu dinaungi matahari.
Dan tak pernah ada siapapun lagi.

Di hadapan layar perak aku termenung.
Itu saat ketika aku sedang ceria, tahu akan menulis apa
Tapi ia disana. Memelukku.
Membawa dingin dan sedih serta pilu
Aku tak bisa menulis lagi.

Aku tidur bersama bayangan
Dia menciumku.
Membangkitkanku masa laluku bersamamu..

Kenapa kau lakukan itu? 
Apa?
Kau tidak jujur kepadaku
Tentang kita dan tentang aku.

Aku tidak mengerti..
Aku selalu berusaha menjadi impianmu.
Pria yang lahir dari keinginanmu yang dikabulkan peri
Aku harus bagaimana lagi?

Aku hanya ingin kau menjadi dirimu sendiri
Aku mau, zaman takkan mengubahmu

AKU TIDAK MENGERTI!
apa maumu?
Aku tetap menjadi diri ini sendiri!
Aku berusaha menjadi yang terbaik untukmu..

Itu masalahmu.
Ketika kau membuat dirimu diatas lainnya dirimu.
Kau telah bersamanya menguburku.
Kau takkan bisa melihat aku

Pagi ini aku terbangun tanpa bayanganmu.
Tapi hatiku dingin
dan liter demi liter darah dalam tubuh ini
membeku bersamanya.
Aku seperti bangkit dari kehidupan.
Ya, saat ini aku seperti mati.

Tak ada lagi penghakiman
beserta dingin yang menusuk bersamanya.
Tak ada lagi mimpi pupus yang aku sesali
hanya untuk menjalani hari demi hari.
Bayangnmu telah mati.

Tapi..
Apa ini?
Adalah jiwaku yang tersesat dalam sebuah labirin.
LABIRIN..
tersesat hilang aku.
Dalam wajah-wajahku yang lain.