Minggu, 26 Juni 2011

Manipulator #1

       "Halo semua, cuaca yang cerah pagi ini dengan suhu di kisaran 19 hingga 25 derajat celcius. Tampaknya pagi ini akan jadi hari yang indah, ayo bergegas bangun karena saya yakin anda semua tidak ingin terjebak macet untuk memulai hari di senin yang indah ini"
      Apa? Senin yang indah? Pagi-pagi begini ada yang mencoba bercanda dari radio rupanya. Aku tahu, aku sadar, ini sudah jam enam lebih lima menit dan aku baru bangun. Aku tidak mabuk-mabukan semalam, aku tidak pernah mabuk lagipula. Tiap hari yang membuatku mabuk adalah kegiatan monoton yang terus saja berulang... mungkin sampai aku sudah tua dan bercucu 10 orang mungkin. Em.. Sebentar, cucu? Aku bahkan belum punya seorang kekasih pun! Bagaimana aku bisa hidup normal jika bosku yang sukanya marah-marah dan menyuruh-nyuruh seenaknya membuatku harus bekerja dari pagi.. hingga bertemu pagi lagi. Tuhan, ini bukan jalan hidup yang aku mau.
      "Thomaaaaaaas!!! dasar pegawai murahan! tidak tau aturan! Ini sudah jam berapa hah?! apa kau tidak bisa membaca jam hah? Kita sedang berbisnis disini Thomas! Kita sedang berusaha membuat uang disini! Uang untuk kita semua nikmati termasuk oleh kau Thomaaaaas!!". Uang untuk kita? Pak, yang saya tahu kita semua disini bekerja di tempat yang penuh ketidakadilan. beberapa diantaranya: Upah minimum yang tidak sesuai standard negara, Pemasangan label "made in America" di setiap produk yang kita buat yang parahnya kita ini bukan di Amerika, dan pemimpin yang bisanya memperkerjakan kami pekerja seperti babu yang seperti saudara itu! Astaga, andai saja aku bisa mengatakannya di depan wajahnya yang dihiasi kumis dan sepasan alis yang sama tebalnya, hmm.. aku jadi teringat tukang sate madura yang kurang lebih perawakannya serupa dengan Bosku. Ya, aku terlambat.. Lagi pagi ini, setelah berakting memelas-melas kalau aku membutuhkan pekerjaan ini dan karenany aku tidak ingin dipecat aku langsung masuk ruang kerja.
       Setelah 10 jam penuh kebosanan dan tekanan aku keluar juga dari neraka yang lebih umum dikenal dengan sebutan prusahaan. Sekarang sudah sekitar jam 10 dan aku belum mau pulang, tapi mau kemana lagi aku sekarang? Warung kopi pun jadi tempatku menghabiskan malam, masa bodohlah tentang esok hari itu urusan nanti.Lalu datang orang ini, pria setengah baya keluar dari mobil limosin hitamnya. Untuk penampilan dia memang terlihat aneh, maksudku dia seperti mafia di jaman 80an di Amerika. 

"ah.. boleh saya duduk di sini?" tanya pria itu
"oh, silahkan" jawabku kepadanya
"baru pulang kerja?" pria itu bertanya
"iya pak, saya baru saja pulang kerja" jawabku
"ooh.. baiklah, saya bisa lihat itu"
"saya tahu rasanya menjadi orang seperti anda, stress, frustasi, jenuh dan sebagainya. sangat tipikal di diri seorang pegawai kantoran" Pria itu berbicara seperti tahu saja masalah hidupku, tapi itu benar.
"saya Edwin, Edwin Horace Redbridge" pria itu memperkenalkan diri
 "Dan kau anak muda?".
"em, saya Thomas. Thomas Silverstone" Balasku
 "jadi Thomas ya?". "baiklah, Thomas apa kau percaya kehidupan orang yang biasa saja dan tidak bisa apa-apa seperti kamu ini bisa berubah hanya dalam seminggu saja?" tanya pria itu.
"saya pikir tidak, hidup ini kejam. kita harus bertarung mati-matian di dalamnya agar bisa sampai ke puncak" aku membalas
"itukah menurutmu?" tanya pria itu lagi
"iya, menurut saya seperti itu" balasku
"baiklah, saya langsung ke masalah saya saja. saya bisa membantumu, mengembangkan bakatmu yang diwariskan dari ayahmu dan membantumu meraih semua yang tidak perah terbayangkan olehmu Thomas.."
"apa maksudmu? darimana kau..." omonganku terputus oleh perkataan pria itu yang keburu berbicara
 "untuk sekarang, aku minta kau datang ke sini.." seraya pria itu memberiku secarik kertas tertulis sebuah alamat: " Pelabuhan, sektor 7 gudang 12"
"saya harap anda datang tuan silverstone.. anda tidak akan menyesal.." 

Dan pria itu masuk ke dalam mobilnya lalu pergi menerobos pekatnya malam berteman hujan badai.

(bersambung ke Manipulator #2)

















       
     

1 komentar: