Selasa, 22 November 2011

22-11-1011 16:06

   Saya masih berpikir. Pemikiran yang seharusnya, bagi orang lain tidak perlu untuk dipikirkan. Tapi ini harus, saya tidak bisa memikirkan diri sendiri. Karena saya butuh orang lain. Manusia adalah makhluk sosial yang berarti iap individu tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan uuran orang lain. Satu-satunya entitas di jagat raya yang tidak butuh uluran sama sekali adalah, hanyalah Tuhan. Saya rapuh, ya itu yang saya dapat hari ini dari "tes psikologi" di dunia maya, di suatu media. Dan hal semacam itu yang kredibilitasnya dipertanyakan malah mempengaruhi pemikiran saya. Bisa bertahan samap dua minngu atau lebih biasanya. Saya tidak mau sombong, saya berusaha agar tidak pernah terlihat sombong. Tapi apakah itu cukup untuk meyakinkan orang-orang di sekitar saya? Mungkin saya terlalu banyak berpikir dan saat saya mengungkapkan ini kepada orang lain. orang itu mungkin akan menyuruh saya untuk sedikit lebih tenang. Tapi saya tidak bisa, saya selalu berpikir.
   Persona saya banyak. Saya mengambil sampel persona orang lain lalu saya memproduksinya secara masal. Dan saya memakainya berulang kali, setiap hari. Untung tidak ada hak cipta untuk persona orang lain, jika ada saya sudah dipenjara selama 15 tahun lebih. mungkin. 
   Saya ingin berbicara tentang kekasih, semua kekasih, secara umum, sesuai apa yang khalayak ramai definisikan. Orang-orang, kalau saja mengerti, kalau saja mereka mau memahami apa yang mulanya hanya hal biasa lalu mereka jadikan hal tabu, maka mereka akan mendapat sesuatu dari proses "pentabuan" itu. Di agama saya, Islam. Hanya Islam saja, tidak ada istilah kekasih atau bahasa umumnya pacar dan pacaran. Hal itu malah sebaiknya jangan dilakukan karena dapat membuat seseorang kena "sanksi" nanti, setelah dicatat "pencatat" kanan dan kiri. Selain itu saya memahami hal lain dari entitas bernama kekasih ini(mari menyebutnya kekasih saja, pacar hanya sebutan murahan). Tuhan Maha Penyayang saya makin percaya dan makin teguh dengan nama Tuhan itu dari membahas makna dan fungsi serta pengaruh dari entitas tersebut pada kehidupan. Tuhan tidak mau melihat hati kita hancur, Tuhan tidak mau melihat hati kita patah, Tuhan tidak mau melihat hati kita sakit karena menjalani hubungan sementara tersebut. Saya mengaku, saya bukan penasehat. penasehat yang baik adalah orang yang melakukan apa yang dinasehatkannya pada orang lain lebih dulu. Saya melakukan "permainan" kekasih ini pula. Ya, mungkin saya munafik juga, tapi mungkin saya tetap ingin jadi seorang penasehat tapi malah membuat orang lain tidak meniru saya. Karena saya contoh yang buruk di sini. Yang mau saya bagi di sini adalah kebingungan manusia, salah satunya. Jika manusia berpikir seperti bahwa entitas yang bersifat sementara itu di hidup kita kenapa kita mau melakukannya? Ini mungkin karena perang kita melawan nafsu yang menhasilkan kekalahan. Lalu saya berpikir, apa dengan hidup tanpa berkasih ini akan membuat saya lebih bebas? apa hanya membuat saya masuk ke dalam kasus menjerat lainnya? memori-memori dengan dia. Persetan, saat satu individu berbicara "aku tidak bisa hidup tanpamu" kita masih hidup! percayalah, tapi dengan normal? mungkin tidak. butuh recovery yang lama. Dan semua mimpi tentang membangun kehidupan bersama entitas ini untuk selamanya sepertinya tidak mungkin. Manusia normalnya menikah paling mudah 25 tahunan, kurang atau lebih. Dan sedangkan orang melakukan "permainan" ini berusia dibawah 8 tahunan dari itu. Dan kita masih labil, kita belum matang, kita masih meraba kehidupan, kita masih banyak bermimpi dimana kebanyakan mimpi kita di usia ini hanya di alam bawah sadar saja keberadaannya. Tulisan ini menunjukkan sisi PENGECUT diri saya, mungkin tidak apa-apa, semua orang punya pengecut di dalam diri mereka. Saya mungkin rapuh, saya mungkin pengecut, dan saya mungkin akan membiarkan apa yang boleh dan tidak boleh mengalir dalam kehidupan, dengan tidak berlebihan. 
22-11-1011 16:06

Tidak ada komentar:

Posting Komentar